Category Archives: SERAT DARMOSONYA

SERAT DARMASONYA (terjemahan)


 PUPUH 01 
DHANDHANGGULA

01. Bila anda ditanya dan anda tiada tahu, janganlah anda merasa mengerti, seyogyanya berterus terang bahwa sesungguhnya, anda belum mengerti, sebaiknya anda berketetapan hati, bahwa j ika anda menganggap baik sesuatu yang tiada melalui empat jalan, yaitu melalui dalil, hadis rasul, kias dan ijemak, anda akan menjadi kafir.

02. Tumbuhnya rasa kasih tiada, lain dari dalil hadis kias dan ijemak; barang siapa tiada percaya adalah kafir, apabila ada ilmu yang menyimpang dari empat jalan terse but, itu adalah ilmunya syaitan, wajib dibunuh dimusnahkan dan cepat-cepatlah anda singkirkan, selain empat hal tersebut, lebih sempurna lagi : iman, taukhid, makripat, keempatnya Islam.

03. lman  itu diuraikan dalam semara-kandhi, sanbayan dan tesdik. Adapun arti taukhid, adalah tunggal, jangankan anda mengira Tuhan itu dua, sebaliknya harus percaya Tuhan itu satu, yang agung tiada samanya.

04/5. Sudahlah tersebut dalam tafsir, dosa besar mendua Tuhan, itu kafir musrik namanya. Taukhid disebut sempurna : janganlah anda merasa dalam diri anda, memiliki tingkah laku, dapat mengucap, memiliki penglihatan, penciuman, pendengaran, rupa serta menjadi titah Tuhan sebagai miliknya sendiri. Apabila orang mengira demikian, maka jadilah orang itu kafir, musrik kadariyah dan akan berada di neraka selamanya.

06/07/08. Adapun yang disebut makripat berarti : tabu apa sesungguhnya Tuhan. Bila anda ingin megerti sebenarnya, bacalah kitab Taurat, Bayan Tesdik. Arti Islam, menyerahkan diri kepada Tuhan. Syaratnya menyerahkan diri, baca dan pelajarilah kitab Sitin, Misa, Sujak Makali lbnu Hajar, Hunari Anwar, Bayan Patawi, Istilapilmad Abngajid, Mutada dan Akrar Mustaal Mahriru, semuanya kitab fikih. Semuanya itu pula sebagai sarana menyerahkan diri kepada Hyang Widi. cerita dalam kitab, kitab Iniahal dan Tashi. Orang-orang mukmin wajib membaca dan mempelajari sarap dan midkale, semua tata bahasa Arab. Pemerintah hati nurani : wajib semuanya a bersembahyang. Orang mukmin sewaktu berbakti, tiada dapat pisah bila tiada makan.

09/10. Semuanya wajib makan, makan semau rejeki yang halal agar dapat dengan takwa menjalankan sholat. sebagai seorang Islam yang taqwa, harus menjalankan lima perkara: pertama membaca sahadat, kedua sembahyang lima waktu, ketiga memberi zakat-fitrah, keempat puasa romadhon, kelima naik haji ke kakbatolah bila kuasa, yang artinya terbuka jalan, punya bekal dan cukup terang keadaannya dalam perjalanan pulang pergi. Bila demikian keadaannya, orang Islam berkewajiban menjaga makan, pakaian, bekal naik haji dan sarana­ sarana diri mekah.

11. Dalam kitab subah sudah tersebut, bagaimana imam yang sempurna. Orang yang betul-betul bersih hati sanubarinya dan percaya kepada enam hal : bermula sujud menghadap Hyang Widhi dan percaya kepada malaekat, ketiga percaya kepada kitab Qur’an dan mengagungkannya.

12. Orang mukmin bila cinta kepada Qur’an berarti cinta kepada kitab-kitab sebelumnya, keempat percaya kepada para Nabi, percaya kepada hari kiamat, keenam percaya kepada kodrat, tinggi rendah, besar kecil, baik dan buruk kesemuanya dari Hyang Suksma.

13. Percaya kepada Hyang Suksma, selayaknya cinta kepada-nya dan mengagungkan-nya. Bila anda ingin terbalas kasih sayang anda oleh Hyang Widdhi, ikutilah Nabi utusan-nya, pastilah anda mendapat kasih sayang Hyang Widdhi. Percaya kepada Tuhan yang maha lebih akan tahu, mengerti Hyang Suksma.

14. Bahwa Tuhan itu pasti hidup/ada, hidup-nya tiada nyawa, selama-lamanya dada akan mati. Hendaklah anda ketahui, bahwa Tuhan pasti tahu dalam alam semesta ini, apa kehendak-nya jadi. Dalam Qqur’an telah tersebut, bahwasanya Tuhan lebih tahu gerak-geriknya hati.

15. Ketahui dan ingatlah, bahwa sayang itu lebih kuasa, sudah menjadikan alam ini semua, dan itu sudahlah kehendak Hyang Agung. Berbeda dengan hamba sekalian dalam hal pekerjaan dan kehendak. ketahuilah lagi, bahwa Allahtangala tiada berbadan halus tiada berjizim kasar.

16. Sesunguhnya berbeda dengan manusia; titah semuanya berbadan kasar, malaikat,  jin dan syaetan berbadan halus. Ketahuilah selanjutnya, bahwa roh tiada bemafas, itu semuanya dijadikan oleh Hyang Widdhi.

17. Orang-orang bodoh yang setengahnya memper-Tuhan segala apa yang serba kelihatan bercahaya, karena dari angan-angan makripatnya, dianggap Tuhannya. Berfikir dan bersalah, dan silakan sungguh-sunggh tekun bersujud, rasakan arti dan maknanya. Ketahuilah selanjutnya, bahwa Tuhan pasti mendengar dan mengetahui segala apa yang ada di dunia ini.

18. Melihat mendengar anda sekalian, sesungguhnya tiada buta dan tuli. Kaya ilmu, tiada dengan akal budi, melihat tiada dengan mata, pendengarannya ada dengan telinga. Bersabda tanpa bibir, tiada dengan mulut dan tiada bersuara.

19. Sabdanya tiada dengan membutuhkan mulut dan suara. Hyang Suksma tiada mengalami bisu untuk selama­ lamanya. Tiada bertambah dan berkurang . lain sekali dengan makliluk, hidup dan mati, tinggi dan rendah, sakit kemudian enak, kosong dan penuh sudahlah menjadi bagiannya. Ingatlah selanjutnya.

20. Hyang tiada bersifat hitam, tiada putih, tiada merah muda, tiada hitam, tiada hijau tiada berbentuk, tiada biru tiada kelihatan. Ketahuilah selanjutnya, Hyang Suksma tiada suram, pudar, tiada bercahaya bersinar-sinar, tiada berbau, tiada harum, tiada bau busuk.

21. Tiada apek, lengit, prengus, tengik, tiada masam tiada manis, tiada merasa enak dan sakit, tiada panas dan dingin, tiada senang dan susah, berbeda dengan makhluk. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Besar, besamya tiada terbatas, ke timur, ke utara, ke barat ke selatan, ke bawah dan ke atas, itu sudah pasti tiada berbatas.

22. Para Nabi dan para wali sudah bermufakat semuanya, bahwa takbir sholat dan sholat-sholat semuanya, beserta lapal Allahu akbar bermakna: Allah Maha Agung. Bila sudah mengerti dan percaya Allah Maha Agung, agung tiada berbatas, maka :

23. lngatlah selanjutnya bahwa Allah sesungguhnya Hyang Mulya, tiada ubah dan gerak, tiada berhenti dan bealan, sebab dari besamya Hyang Widdhi. ketahuilah, bahwa Tuhan besertamu; bila anda hendak melihat dan mengetahui Hyang Widdhi, jangan menyiksa diri anda. Meski berbatasan dengan lautan dan gunung sekalipun hendaklah anda lakukan. Tuhan pasti bersamamu. Dalam kitab jubah tersebut, manusia tidak berwenang menyiksa dirinya demi hak miliknya di dunia. Mmanusia hanya berwenang menyakiti raganya untuk mengetahui apa dan siapa sesungguhnya Hyang Widdhi. Demikian agar sempuma.

 PUPUH 02 
S  I  N  O  M

01. Adapun yang tersebut alam : Bumi dan langit ketujuh, beserta seisinya, surga dan neraka, sabda Allah, kedudukan-nya, tiada lain Illahi Allahtangala. maka disebut bahwa ilmu itu petunjuk adanya Hyang Suksma.

02/03/04/05/06. Tersebut bumi dan langit ke tujuh, bila di letakkan, dikembalikan kepada kedudukan Hyang Widdhi, yang juga tersebut dalam kitab, luasnya bumi ketujuh tidaklah lengkap, seperti dirham, uang, ketujuhnya terletak dalam nyiru, pastilah uang uang dan nyiru berbeda besarnya. Adapun singgasana Hyang Suksma, bila di letakkan kembali disebut Hyang Widdhi, seperti satu-satunya berada di tanah lapang luas, tiada makhluk yang tahu. Di tepi tempat kedudukan itu hanyalah Hyang Suksma, mengetahui tepian tempat kedudukan. Besamya alami, tak lain adalah ngaras yang bertepi yang disebut makhlukpun satu dengan alam, jisim pun demikian. Alam besarta yang disebut dahulu termasuk alam, kesemuanya tiada langgeng, bersifat fana. Diam dan bergerak, sakit dan enak, suka dan duka, tertawa dan duka hijau, kuning biru ungu dan putih. ltulah semua disebut ngaral. Bau busuk dan bau harum, segala yang berwarna dan berupa, yang bercahaya bersinar-sinar dan yang gemerlapan, yang suram sesamanya adalah ngaral smuanya, hanyalah Hyang Suksma yang tiada ngaral, zat mulia tiada memiliki banyak sifat.

070/8. Lebih banyak sifatnya tiada dapat dihitung. Lebih sedikit yang terdapat dalam kitab Taurat, hanyalah dua puluh. Mengenai sifat ini, wajiblah semua yang disebut mukmin membaca dan mempelajarinya dalam Taurat, bayan dan tesdik, sehingga tahu yang disebut Tuhan dan segala yang ada di dunia pasti jadi satu dengan Tuhan. Tempat kedudukan Hyang Widdhi pasti di luar hal-hal yang buruk. Dalam alam itu pastilah Tuhan yang agung, Yang Maha Kuasa, di atas lumut, di dalam samudera.

09/10/11. Di luar lumut adalah samudera, di dalam lumut pasti laut juga. Yang disebut iman, yang kedua: kasih sayang kepada malaekat janganlah sekali-kali ada yang mencaci makinya. Malaekat ada yang membuat hujan, ada yang membuat pohon-pohonan serta tumbuh-tumbuhan dari bumi. Malaekat adalah makhluk Tuhan. Siapa yang percaya kepada malaekat lebih tebal imannya. yang benci kepada malaekat dan mencela, mencerca dan mencaci maki, jadilah kafir orang itu. Ketahuilah bahwa malaekat banyak jumlahnya dan bermacam-macam. Ada yang bersayap satu, dua, tiga atau empat ada yang jadi utusan Nabi muhammad, ada yang besar kedudukannya.

12. Sedang tempat duduknya, ada yang melingkari tempat kedudukan Hyang Suksma. Ada yang menyakiti diri pribadinya, ada yang menjatuhkan air, ada yang menghembuskan angin, ada lagi malaekat kalanya memecah biji, setiap satu malaekat satu biji.

13. Setiap titik air hujan, satu malaekat. meskipun demikian tiada penuh sesak. Adapun badan halus demikian juga halnya. Banyaklah jumlahnya malaekat itu, ada yang menarik samudera, ada yang menarik bulan. Aada pula yang hanya berdiri.

14. Ada yang bersatu, ada pula yang selama-lamanya hanya bersholat. malaekat-malaekat itu ada yang menyamar sebagai hewan-hewan suci. Ada yang berupa manusia, hewan, berupa menjangan, kerbau , kambing, lembu, unta, kuda, burung, hewan segala.

15. Langit yang tersebut, dibuat dari manik-manik, jumerut hijau warnanya. langit yang ketiga dari emas, keempat dari perak yang putih.

16. Langit yang kelima dari masaru, keenam dari intan putih. Sejumlah langit-langit itu tiada disebut besarnya, hanyalah langit ketuiuh disebutkan: besarnya seperti peristiwa-peristiwa dalam empat tahun.

17. Adapun semua ada dua puluh ribu macam jumlahnya, tambah lima tahun lagi. Langit ketujuh sebagai cahaya yang tiada pada lllahi. Adapun langit itu bemama ngirabiyan, tingginya tiada terbilang. Sejumlah langit­ langit tersebut penuh dengan malaekat.

18/19/20. Ada yang menjaga manusia, ada yang mencatat segala dosa dan sembahnya para mukmin. Ada yang masuk dalam kalbu manusia, selama manusia itu berdikir. Bila berhenti berdikir, malaekat itupun pergi. Syaitanlah

yang mencegah dan masuklah syaitan itu ke dalam kalbu manusia. Adapun yang lama dengan itu, manusia beserta dikirnya, ialah: membaca Qur’an, sholat, kuat, tekun berdo’a, mendo’akan keselamatan para Nabi, para wali dan para mukmin, beserta puji-pujian, puji subkanalahi. Tersebut dalam kitab Atkiya : yang disebut jahil. Sesungguhnya jahil itu seperti sifat anjing menjelma dalam kalbu manusia. ltulah yang menghalang-halangi bila ada malaekat membawa rahmat.

21/22. Raklunat Yang Maha Mulia, yang akan masuk ke dalam kalbu manusia. si drengkin, jahil karyanya membatalkan rakmat, karena itu ingatlah selalu, sehingga si jahil tiada berada di kalbumu selalu. Bila jahil telah pergi dari kalbu manusia, datanglah lagi malaekat membawa rakhmat, masuk dalam kalbu manusia. Kkitab Juwahir menyebutkan : bila anda merasa panas, tempatnya dalam hati, itulah syaitan yang menjelma. Tidaklah syaitan itu berasal dari api neraka. Panas di hati, menembus merah padam di mata.

23/24. Maka merah kuning, karena berasal dari hati. Cerita kitab Juwahir, selanjutnya dari Qur’an di dalam surat rabilnasi : hendaklah anda ketahui, bahwa apabila malaekat itu berupa binatang, tidak akan berupa anjing kecil, serigala, tiada juga berupa kambing, babi hutan, babi. Malaekat tidaklah akan menyamar seperti itu. Setengah pandhita berkata : barang siapa orang Islam memanggil anjing dan babi hutan, yang, ikut memanggil pun jadilah orang kafir.

25. Khotbah jum’at berkata : manusia yang meninggalkan diri dari sholat lima waktu, adalah najis, lebih najis daripada najisnya anjing dan babi. Manusia yang bersholat haruslah dapat mencegah tiada berkumpul dengan orang yang meninggalkan diri dari sholat.

26. Imam yang ketiga: tekun mempelajari kitab Hyang Widdhi. Segala kitab dari Hyang Suksma yang diturunkan kepada para rasul, bejumlah seratus empat, kepda Nabi Adam sebanyak sepuluh, kepada Nabi Sis lima puluh enam banyaknya.

27. Nabi Idris tiga puluh. Nabi Ibrahim sepuluh, genap seratus jumlahnya. tersebut empat buah lainnya, kitab Tauret, kitab Jabur, lnjil dan Qur’an. Kitab Tauret kepada Nabi Musa.

28. Jabur kapada Nabi Dawud, lnjil kepada Nabi lsa. Qur’an kepada Nabi Muhammad. segala kitab tersebut, jelas perintah-nya, tiada pula berbeda, karena ke Nabiannya telah dimusyawarahkan dan telah diputuskan dalam taukhid.

29. Berkatalah seorang wali, Abu Hurairoh. Rumah yang dipakai membaca Qur’an, yang empunya jadi kaya tiada terhingga banyaknya, dan lagi kedatangan para malaekat, syaetan-syaetan keluar dari rumah.

30/31/32/33. Dalam khadis tabsirah, Abu Hurairoh, berkata rumah para mukmin yang tiada dipakai untuk itu, artinya khilaf atau melupakan Qur’an, yang empunya miskin, karena bendanya sedikit, para malaekat pergi yang datang masuk rumah syaetan-syaetan. Selanjutnya ki Sahid putera Kabib dari kangjeng, Nabi berkata: barang siapa mengucapkan lafal dalam Qur’an kelak akan sembuh dari siksa jauh dari akhirat; dan lagi akan mengurangi siksanya ayah dan ibu. Sekalipun ayah dan ibunya orang kafir, akan juga mengurangi siksanya. Selanjutnya ki Abdullah putera lbnu Umar berkata: barang siapa membaca Qur’an, akan mendapat pangkat tinggi dari Hyang Widdhi hingga seperti derajat Nabi, hanya berbeda wahyu. Nabi memiliki wahyu lahir wahyu batin.

34/35. Tidak hanya hafalnya kitab, menurut pendapatmu tampaknya sudah sesuai dengan keterangan hadish bahwa Al-Qur’an sebenarnya merupakan hal keutamaan. lman yang keempat : orang mukmin yang ingin tetap sebagai mukmin, hendaklah mencintai kepada semua rasul Tuhan dan para Nabi, wajib menghitung-hitung jumlah Nabi. Seratus ribu jumlahnya, tambah dua puluh empat ribu, jumlah Nabi seratus ribu, tambah dua puluh ribu, dan empat nambang.

36. Setengah pendeta berkata: para Nabi dan para rasul jumlahnya dua ratus ribu, dua puluh ribu lagi, lebihnya empat ribu. Anda tiada wajib hanya menghitung-hitung jumlah para. Nabi, tetapi diperintahkan mengagungkan-nya.

37. Tiada wajib hanya menyatakan menyebut jumlahnya satu persatu, hanya wajib mempercayai, mencintai dan meyakini para Nabi dengan benar-benar. Bila dada percaya, orang akan jadi kafir, janganlah ingkar, benci kepada satu kitab, satu kalimat pun janganlah.

38. Bila anda tiada percaya, mencerca dan mencaci makinya, mentertawakannya anda menjadi kafir. Siapa saja orangnya yang mencaci maki, menghina, mentertawakan Nabi dan malaekat, akhimya jadi kafir.

39/40/41. Sungguh kafir seperti halnya mencerca Hyang Widdhi para Ambiya dan Rasulullah. Nabi yang menjadi utusan,pesuruh Hyang Agung jumlahnya tiga ratus tiga belas, termasuk juga yang dua ratus dua puluh empat ribu. alkIsah para Nabi punya sareat atau peraturan enam jumlahnya. Nabi Adam yang pertama, diganti Nabi Nuh. Nabi Nuh diganti Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim diganti Nabi Musa. Nabi Musa diganti Nabi lsa putra Maryam. Nabi lsa diganti Nabi Muhammad Rasulullah selama­ lamanya tiada batas sampai kiamat.

42. Semua utusan, ketiga Nabi tersebut kemudian beserta yang tiga belas, dengan perantaraan malaekat Jibril memberi nasihat mendidik agama suci dari Hyang Agung dan manusia, Jin diajak ke sorga.

43. Nabi-Nabi itu lurus dan benar sabdanya. Mereka di jaga oleh Hyang Suksma, supaya jauh dari dosa besar dan kecil. Para Nabi yang menjadi rasul, semuanya manusia laki-laki bebas dan bukan budak, semuanya suci dan bukan bekas boyongan.

44. Yang memiliki wahyu batin dan wahyu ahir, misal Jeng Nabi Musa, wajahnya bersinar seperti bulan, tongkatnya bila dibuang jadi ular, ular yang besar sekali. banyak sekalilah mukjijat para Nabi rasul, lain-lain dan bermacam-macam.

45. Ada yang sangat hina dina. Tersebut dalam kitab Juwahir: para rasul keadaannya hina, fakir dan miskin. Selanjutnya kitab llbab berbunyi : dahulu Nabi Sulaiman kaya sekali tiada terhingga, itu di dalam lahir, batinnya bersatu dengan fakir miskin yang hina.

46/47. Tersebut dalam khadis tabsirah: dalam batin Nabi Sulaiman tiada terasa sama sekali kaya raya, karena kerap kali berkumpul dengan fakir miskin. Dalam kitab Juwahir disebutkan, bahwa makan Nabi Sulaiman tiada yang enak-enak, hanyalah apem jagung. Kangjeng Nabi Sulaiman dermawan, kasih sayang kepada sesama, bila memberi makan makanan yang enak-enak beserta yang indah-indah pemberiannya. Yang dimakan sendiri bukan yang enak-enak.

48/49. Kitab Juwahir menerangkan : orang Islam bila membuat rumah cukuplah sudah satu tiang tingginya. Kitab Atkiya dan Juwahir sepakat, sama-sama menyebut: bila rumah manusia terlalu besar, lebih dari enam tiang tinggi-nya, tiada lain akan menjadi milik pasek. Ada lagi sabda yang menambah: “hai manusia, apabila kamu membuat rumah terlalu besar, besarnya berlebih-lebihan, maka jadilah pasek, betul-betul pasek, tiada beragama, murtad. Arti berlebih-lebihan, tiang-tiangnya tinggi, lebih tinggi daripada enam hasta. barang siapa menghina kitab ini, betul-betul jadi kafir. Buda namanya orang itu. Hai orang-orang mukmin, janganlah menyangkal, sebaliknya milikilah tenggang rasa, rasa kasih sayang.

 PUPUH 03 
ASMARADANA

01/02. Bersabdalah kangjeng Nabi rasul mustapa, “hai orang­ orang Islam. barang siapa menyakiti orang lain, kepada seorang mukmin, sama halnya orang itu menyakiti diri saya. Barang siapa menyakiti sesamanya, sama halnya menyakiti Hyang Suksma. Siapa yang menyakiti orang beserta Allahnya, akan mendapat laknat, siksa dari dunia hingga ahirat.” hadis tabsirah berbunyi :

3. Barang siapa sebagai orang Islam tiada mencintai kepada sesamanya, beserta orang-orang mukmin sekalian, itu belum dIsayangi oleh Hyang Maha Mulia. tandanya disayangi bila sayang kepada sesama Islam.

4. Barang siapa ingin kasih sayangnya diterima oleh para Nabi, para malaekat dan para utusan, seharusnya orang kasih sayang kepada jeng Nabi rasul Muhammad Mustapa.

5/6. Barang siapa kasih sayang kepada Nabi, kepada malaekat, disebut sempurnalah imannya dan disayangi oleh Hyang Suksma. Siapa saja membuat malu sesama Islam, sama halnya membuat malu para Nabi dan utusannya, sama juga membuat malu Hyang Suksma dan akan mendapat siksa di dunia dan akhirat.

7. Barang siapa benci kepada para Nabi,  jadilah kafir orang itu. Siapa juga cinta kepada orang ulama, sama halnya cinta kepada kangjeng gusti rasul, seperti cinta kepada Allah.

8/9. Barang siapa sayang kepada orang mukmin, jadi sayang kepada ulama, kepada Nabi utusannya. Jeng Rasul bersabda: Barang siapa sayang kepada orang alim satu itu,  jadilah sayang kepadaku. Barang siapa membenciku, jadilah jadilah benci kepada Allah, akan jatuh ke neraka. Orang yang sayang kepada sesama, seperti halnya orang itu sayang kepada yang dikasihi Tuhan, di dunia.

10/11. Tersebut dalam kitab subkah : dalam kitab mustahal kangjeng Nabi bersabda: bahwasanya orang ulama sama halnya seperti raja dari Hyang Suksma yang menguasai dunia, dan selanjutnya, siapa menyiksa orang alim, akan rusaklah sendiri.Ddalam kitab dinyatakan : pengulu, modin sebagai orang al im yang menjadi kepercayaan Tuhan di dunia.

12/13. Tiada pula sejalan dalam perbuatan dengan satriya, punggawa, menteri dan raja-raja. Iman yang kelima: percayalah, bahwa besok di hari kiamat manusia, tidak akan mati. Bumi dan langit akan rusak. Hanya sorga neraka seisinya tiada akan rusak. Pastilah itu menjadi kehendak, tanda-tandanya hari kiamat:

14/15. Bila matahari terbit dari arah barat dan terbenam di sebelah timur. sampai saatnya hari kiamat, semua makhluk Tuhan terkejut, karena hebatnya topa, gempa bumi seperti dibanting-banting. sangatlah hebat angin topannya, di langit meniup kencang. Gunung berlaga sesama gunung, bintang-bintang berjatuhan seperti hujan. Langit ketujuh bagaikan di belah-belah, dunia berputar kencang seperti dinyiru.

16/17. Ceritera hari kiamat yang tersebut dalam mahdinal, tapsir iksan – kamil; manusia, jim syaitan malaekat mati semuanya. Bumi dan langit hilang sama sekali. Allah tangala bersabda dalam diri pribadi : siapa lagi, yang akan berkuasa dan berdiri sebagai raja tiada tolok samanya.

18. Akan dijawab sendiri: hanyalah diri pribadi sebagai raja tiada bandingnya, membunuh dan menghidupkan. Yang sudah menemui ajalnya dihidupkan kembali oleh Yang Maha Mulia.

19/20. Para mukmin masuk ke sorga yang serba indah dan fana keadaannya, lebih bagus dan tambah muda. Kitab sanusi muntabak menyebut : orang-orang mukmin di dalam sorga tiada habis­ habisnya bersuka ria, menari-nari sehendaknya. Adapun orang-orang kafir masuk neraka semuanya, menderita sakit tiada batasnya. Orang mukmin yang murtat merasa sangat berat di dalam siksa.

21. Bila dosa mereka sudahlah dipandang cukup, dimasukkan mereka itu ke dalam sorga. Orang mukmin yang meninggalkan diri dari sholat pun disiksa, seratus tahun lamanya, begitulah tersebut dalam kitab lubab.

22. Meninggalkan lima waktu, tersiksa lima ratus tahun. Berkatalah seorang pendeta: meninggalkan satu waktu, tersiksa seribu tahun, lima waktu, lima ribu tahun siksanya.

23. Iman yang keenam: percayalah hendaknya anda sekalian, bahwa untung dan baik, kafir, Islam, kaya dan miskin , sudahlah menjadi kehendak Tuhan, Allah yang maha tinggi. Bila anda menghendaki menjadi seorang kafir, akan selalu mendapat marah. Bila ingin sebagai lhdinas sirotol hingga akhir patekah, dan lagi yang disebut waktunya sholat, adalah niat, hasratnya sholat.

24/25. Barang siapa mengira kafir, lslamnya jadi berKurang. Orang itu jadilah kafir, disebut kafir kadariyah. Adapun yang disebut kepada iman, tiada lain dikir Allah, La ilaha illolah, mukhamad rosulullahu. Yang disebut hatinya iman. 26. Membaca Qur’an, tahu arti serta baik membacanya. Yang disebut otaknya iman: keras berdoa, siang malam, memohon belas Tuhan.

27. Belas kasih Tuhan kepada para mukmin semua, agar mendapat selamat. Dalam surat subkah disebut: janganlah memberi salam kepada orang yang meninggalkan sholat, salamnya janganlah dijawab. Setengah ceritera menyebutkan: orang meminum minuman keras, bila memberi salam kepadamu, janganlah kamu jawab.

28. Tersebut dalam kitab Juwahir: yang disebut otaknya iman, adalah lain takbir. Takbir Allahu akbar, artinya Allah Maha Agung.

30. Tepatlah lafal Allah. Agar alipnya ditekankan, dipelankan pada ucapan Allah dan diberi tesjid lagi, dipendekkan ehenya, dijelaskan ucapan akbar. Untuk itu jangan sampai tersela karena itu merupakan syarat takbir pada sholat.

31. Jangan sampai diselingi sendiri mendengar, dan jangan sampai membalik takbirnya. Pada ucapan akbar agar dicepatkan, dan jangan sampai disela dengan kalimat lain.

32. Tetapi apabila ucapan itu tersela sedikit dengan ucapan Allahul jahinul akbar itu akan tidak tepat ucapan alipnya dan disebutnya alip taplul.

33. Adapun arti taplil : Allah maha agung, maha besar, dan percayalah hendaknya, di dalam dan di luar pastilah Tuhan sendiri, seperti lumut dalam laut.

34. Di dalam lafal takbir haruslah memakai Allahuaklam, janganlah memakai lafal yang lain. Adapun yang disebut pokok sholat: mengucapkan fatekhah dengan bismillah juga.

35. Panjang pendeknya hendaklah tepat, dan tesjid fatekhah-nya diterangkan empat belas jumlahnya, huruf yang panjang jumlahnya tujuh belas, madlajam lafal alip.

36. Tiga alip panjang-panjang, berseling-seling seperti alip yang ketiga. Setengah pendeta berkata: orang bepergian seperti panjangnya alip, tesjid dan lam, baik-baiklah membaca tahyat.

37/38. Tahyat akhir dan membaca selawat ditujukan kepada kangjeng Nabi rasul, diawali dengan salam yang baik. Adapun kuatnya sholat: rukuk dan sujud. Adapun yang disebut zat sholat: tumaninah, dan lagi yang disebut intinya sholat: letaknya dalam tahyat akhir. Kakinya sholat salam yang permulaan, yang disebut sholat, dari tekbir hingga salam.

39. Adapun nama dan sebutan serta arti sholat meminta rahmat dan ampun Tuhan. Kitab Juwahir menerangkan :

40. Otaknya iman, ialah bahladinas siratal , hatinya sholat ialah patekhah. Yang disebut akarnya iman: janganlah beranggapan bahwa manusia memiliki barang sesuai. Manusia hanyalah makhluk Tuhan.

41. Yang disebut tempat pemberhentian iman : rowatib, tarraweh. Yang disebut membatalkan iman ialah semua sholat sunat. Bila sholat wajib telah terlaksana semuanya, baru sholat stitiat. apabila masih banyak kesempatan dan waktu-waktu itu tetap tidak disahur, sholat sunatnya tidaklah syah.

42/43/44/45. Dosa besar orang yang meninggalkan diri dari sholat, meminum minuman keras, tiada memberi zakat, pun berzina. Makan riba, bertaruh, merampas di jalan, mencuri, membakar rumah , tiada berpuasa dalam bulan romadhon, tiada naik haji ke mekah meskipun ada sarananya. Dan manusia yang aneh itu menjamak dubur isteri atau isteri orang lain, baik laki-laki maupun perempuan berdosa besar. Putra ngabas berkata: dosa besar yang tersebut dalam, tabsir dan kutbah tujuh puluh jumlahnya. Yang disebut mukmin yang murtad, adalah yang menjalani dosa, baik kecil maupun besar. Sebelum bertobat dan syarat tobat yang dianggap syah adalah berkeras hati untuk tidak mengulang berbuat dosa lagi.

46/47. Selanjutnya, orang yang selalu melakukan dosa-dosa kecil sekalipun, selama itu celaka sebelum benar-benar bertobat. Dalam kitab Adkiya disebutkan

48/49/50/51. Barang siapa membuat rumah tinggi tiangnya lebih tinggi dari enam hasta, jadilah celaka orang itu. Dari besamya rumah, pada waktunya hari kiyamat, ada yang memanggilnya. Hai orang-orang celaka, bila demikian halnya, jadilah kamu raja kesengsaraan, sangat sengsara orang yang terlalu besar rumahnya. Dalam kitab ahya dan kitab sitin bersabdalah kangjeng rasul : semua orang Islam, laki-laki dan perempuan wajib memperhatikan ilmu agama Islam. Sabda jeng rasul : yang mendapat kasih dan anugerah, pada waktu meninggal dunia, adalah raja Islam yang ulama. Runtuhlah bumi dan dunianya. semua merasa sakit dan merasa, langit ikut sedih bEla sungkawa merasa seisi samudera beserta ikan-ikannya memintakan ampun, ampun kepada Tuhan yang maha mulia. Beserta burung-burung di angkasa membaca istigfar. Sabda jeng rasul agar orang mukmin bersholat.

52. Bila sudah jadi alien, demikianlah kelak akan jadi kaya dan bagus. Kitab ahya dan kadis, sabda jeng rasul pastilah benar semua. Bila ada orang yang mencerca seorang ulama, sama halnya dengan memaki-maki kepada Nabi, yang jumlahnya tujuh puluh. Adapun orang mukmin yang meninggalkan diri dari sholat satu waktu, tersiksalah di kemudian hari.

 PUPUH 04 
PANGKUR

01. Seratus tahun siksanya bagi orang yang meninggalkan satu kali sholatnya. Di dalam kitab lulbab ada lagi riwayat: pendeta yang meninggalkan satu waktu, di hari kemudian tersiksa seribu tahun lamanya.

02. Semua orang yang kafir, baik laki-laki, maupun perempuan selamanya di neraka tempatnya. Jim pria, Jim wanita yang sama-sama kafir, selamanya di neraka, orang kafir musuh Hyang Widdhi.

03/04. Semua jim yang kafir dan syaitan, laki-laki maupun perempuan semuanya dibenci Hyang Widdhi. Dalam Qur’an kitab bagoroh menyebut: sesungguhnya Allah yang maha mulia, bersifat kasih sayang, sayang kepada orang mukmin. sayang juga Hyang Widdhi kepada orang ulama. Sangat bencilah Hyang Widdhi kepada orang mukmin yang ingkar dalam segala hal. Sebaliknya sangatlah sayang kepada para mukmin yang halus.

05/06. Dan sangatlah kasihnya Hyang, suksma kepada semua orang mukmin yang tulus. Para Nabi yang sangat dikasihi menurut ceritera adalah para kabibullah, yang lebih atas Nabi muhammad, kemudian Nabi lsa, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim dan para rasul semuanya. Para Nabi sangat disayangi oleh empat utusan ialah: para malaekat Jibril, Mikail, lsrafil dan ljrail ; semuanya kekasih Allah.

07/08/09/10. Dan lagi empat orang hamba, Abubakar, Umar, Usman dan Ali dikasihi Hyang Agung. Sangat sayang Hyang Widdhi kepada orang yang “mati sabil” dan “mati sahid”, dan kepada para Nabi, karena semuanya sangat tekun dikir dan sholat tahjud siang malam juga tekun sholat dhuha. Sesungguhnya Hyang Agung sangat sayang kepada mukmin yang tulus, sayang juga Hyang Widdhi kepada orang yang berilmu, banyak ilmu tambahan, tekun berbakti, kasihnya melebihi manusia yang mati sabil. Di dalam perasaan segala dosanya diampuni. Kitab Lul menyebut: orang mukmin yang alim, lebih sulit merusaknya oleh syaetan dan iblis. Syaitan dan iblis merasa susah dan pedih hati daripada merusaknya seribu orang yang bodoh-bodoh meskipun seribu orang ini sangat taqwa berbakti kepada Hyang Agung.

11/12. Jeng Nabi rasul bersabda manusia yang tekun membaca dikir: La illaha illahu, muhammad rasullulah, itu lebih utama daripada perang sabil. kitab lulbab menyebutkan lagi : orang mukmin yang kuat tekun membaca: ya bismillahi rohmanirrahim, setidaknya syaetan-syaetan hancur luluh seperti timah digoreng di atas api. Demikian juga kitab Qur’an menyebut: janganlah anda bicara tentang manusia mati sabil.

13/14. Janganlah anda mengira mati, sebaliknya anda menamakan hidup, karena rohnya masuk ke dalam tembolok burung, yang wamanya hijau, Melompat­ lompat di dalam sorga gung. Dalam kitab daka disebut: roh orang-orang mukmin menjadi satu tempatnya di dalam tembolok, tembolok dari burung-burung kecil yang melompat-lompat di dalam surga. Kitab sukbah berucap: perang sabil dikatakan sempuma, apabila dengan mengucapkan kalimah kak dekat raja jair.

15. Kalimah kak terdapat dalam kadis, dalil, kias ijmak. Kadis tabsirah menyebut: di dalam mati sahid harus sambil mengucapkan kalimat kak di muka raja-raja jair. ltulah perintah Tuhan.

16/17. Adapun arti jair, raja jair: raja yang menyimpang dari adil, berbuat sekehendaknya, menyimpang dari hukum, peraturan menjatuhkan hukuman mati yang belum dibenarkan oleh hukum. Kitab nukayah mengucap : di bawah mati sabil , termasuk orang-orang yang taqwa, tekun sholat, membaca dikir dan doa, mendoakan orang Islam agar selamat di dunia dan akhirat. Kangjeng Nabi bersabda hai umatku semua.

18/19. Barang siapa bersholat dhuha, hendaklah tepatkan pada hari jumuah sebelum saat bedug, jumlahnya empat rokaat, permulaan membaca fatekah sepuluh kali, surat palak juga sepuluh kali, surat binas sepuluh kali lagi,  surat kulhu, ayat kursi juga sepuluh kali, kedua kalinya sepuluh kali rekaat, tiada berbeda dengan permulaan.

20. Rokaat yang ketiga empat kali, tiada berbeda bacaan ayatnya, orang yang punya waktu, hendaklah menjalankan sholat sunat-sunat itu, sesudah mengucap salam mengucap : astafirulah hal ngalim, jumlahnya tujuh puluh kali.

21. Juga membaca subkanalah juga tujuh puluh kali, selanjutnya membaca : sabkanallah, walkamdulilahi, walahaula walaquwata, illahbilahil alim.

22/23. Nabi rasul bersabda: “orang yang menjalankah sholat, mendapat ganjaran sama dengan perang sabil juga tujuh puluh kali”. Yang mati di dalam peperangan mendapat ganjaran seperti Nabi Ibrahim, jalan orang menjadi fakir dan melarat, demikian juga sebaliknya terbukalah jalan menjadi kaya dan mulia, tujuh puluh kali dan yang dikehendakinya.

24. Tujuh puluh kali kehendaknya sewaktu di dunia dan tujuh puluh kali kehendak di akhirat, semuanya akan dikabulkan oleh Hyangagung, orang bersholat tiada akan kena oleh perbuatan sihir tujuh puluh ribu, juga, teluh tenung racun tiada akan dapat masuk, keballah orang itu. Kangjeng rasul arif dan bijak, sabdanya: pasti benar tiada salah.

25. Jeng rasul bersabda lagi barang siapa menghamba kepada orang alim dan merendahkan dirinya dengan maksud membutuhkan dan mendapatkan i lmunya:

 PUPUH 05 
KINANTHI

01. Selama tujuh hari, disamakan dengan berbakti kepada Allah selama tujuh ribu tahun, diganjar oleh Hyang Widdhi sehari sama dengan mati sabil.

02. Mati sahid seribu kali, mati perang sabil didalam peperangan pahalanya sama dengan mengabdi kepada ulama hanya selama sehari.

03/04/05. Ada lagi disebutkan: orang alim disebut sempurna bila sudah sanggup menganggap dirinya, seperti raja, kitab binayah kitab mamalingah menyebut: “barang siapa merendahkan diri kepada orang kaya, maka kehilangan agama lslamnya di pertigaan”, kitab atkiya menyebut: “uiama yang paling buruk adalah ulama yang kerap kali datang di rumah bangsawan tiada dengan maksud mencari ilmu”. Dalam keterangan sudah disebut :  raja, punggawa, karyawan satriya dan menteri disebut paling baik, bila dekat dengan ulama, serta menganut ilmu agama.

06. Dalam tabsirah diceritakan: orang alim yang menjadi kepercayaan Tuhan di atas bumi, adalah yang tiada berkumpul dengan raja, ksatriya, punggawa dan para menteri .

07/08. Kangjeng rasul bersabda orang-orang mukmin sekalian janganlah makan di lima jenis rumah seperti berikut, bila tidak demikian akan mendapat nama yang pertama, jangan makan di rumah orang yang meninggalkan sholat (waktu), dan jangan makan di dalam rumah yang ada bayangan, yang tiada berwujud.

09. Seperti tiada punya nyawa, dan lagi jangan makan di rumah orang yang makan riba dan lagi rumah orang yang meminum minuman keras, terdapat dalam kitab Fikih .

10/11/12. Hendaklah orang waspada terhadap riba, kadis bidayahpun sudah memuat : barang siapa merendahkan diri kepada orang yang berharta benda, diumpamakan seperti lalat yang selalu berada di tempat pembuangan kotoran dan tiada urung teangkit kotoran yang berbau busuk. Kitab atkiya menyebut “siapa ingi  kenyang di dunia, jadilah rendah pangkatnya.” kitab mustahal menerangkan: orang alim yang tekun melakukan sholat jadi raja sedunia sepertiahya ngulumudin, sebagai juga disebutkan dalam kitab mustahal : ulama yang pisah dengan orang jadi kepercayaan.

13/14/15. Hyang Agung di dunia, jeng susuhunan adiya kangjeng rasullulah bersabda: siapa bersholat sesudah jum’at menjadi hina, baktinya menjadi selang, malunya manusia bagi Allah sebagai hiasan di hari kiyamat nanti, kitab mustahal berceritera: kangjeng Nabi muhammad rasullulah bersabda: kepada fakir miskin yang hatinya tiada (resat) menyimpang dan yang tekun berbakti ditambah lagi selalu menjaga ayat, Allah sangat sayang.

16. Kitab Adkiya menyebut : barang siapa memandang ringan melakukan makruh, tersiksalah kemudian akhirnya menjadi kharam perbuatan yang tiada pantas.

17. Barang siapa begitu melakukan kharam, menghalalkan perbuatan kharam, akan menjadi kafir, akhinya tersiksa.

18. Kadis Adkiya, kadis insan kamil yang sejalan dengan kadis subkah menyebut, bahwa : buruklah orang ulama yang biasa menghadap raja-raja satriya dan para menteri.

19/20. Jeng rasul bersabda dalam kitab mustahal : orang yang baik sembah sujudnya akan menjadi raja amal, yang meninggalkan diri dari yang samar dan mengagungkan bagusnya indahnya makan dan pakaian akan menjadi malu. Allah selalu melihat akan jiwa badan yang baik, yang selalu berbuat amal kebaikan, maka perbuatan yang baik tidaklah perlu ditonjolkan dan disebar luaskan.

21. Tuhan melihat baiknya hati di rimu, selanjutnya Nabi bersabda : barang siapa tertawa, tertawa mengejek, pertanda suka di dunia, di akhirat nanti akan menangis.

22/23. Kenyang di dunia, di akhirat jadi lapar, kadis mustahal berceritera: sesungguhnya orang lapar dikasihi Tuhan, orang kaya, angkara murka di dunia menjadi kekasih setan. Nabi bersabda lagi : lapar di dunia akan kenyang di sorga. Orang yang arif, tabu sifat Allah, berkata:

24. Orang mukmin sekalian wajib menyembah orang keempat ini pertama yang harus disembah adalah raja yang adil, menyembah ayah dan ibu, keempat pada orang-orang alim yang kurus ilmunya.

25. Dalam kadis anwar disebut: sesungguhnya orang alim itu raja Allah di dunia, barang siapa menganiayanya akan rusak di dunia dan akhirat.

26. Kadis mustahal bersabda: barang siapa belajar membaca Qur’an, sholatnya disamakan dengan seribu rokaat, yang membimbing mengasuh, dIsamakan dengan mengabdi kepada Tuhan selama seribu tahun.

27/28. Kadis jubat pun menyebut: tiada layaknya orang Islam menyakiti dirinya demi kepangkatan di dunia, tetapi wenanglah orang mukmin menyakiti diri untuk kepentingan agamanya, akan bertambahlah alimnya setahun, tiada berguru pada orang, bertapalah dengan tekun , memperhatikan, meninggalkan makan dan pakaian.

29. Makan dan pakaian anal cukup, sebagai bekal berbakti, berkain dan berbaju jubah, ikat kepala cukup rimong, cincin perak dini lai hanya setali.

30. Dengan tiada menghilangkan rasa, tiga macam menambah pengorbanan (suka berkorban) yang membaca Qur’an yang kedua mengucap syukur dan ketiga puasa sunat.

31/32/33. Kadis tabsirah dan kadis Juwahir menyebut: fakir miskin yang tiada bertapa di dunia, tetapi memiliki hati yang sabar dan bersyukur sekadarnya, percaya kepada Allah dengan tulus ikhlas, Tuhan akan menyayanginya melebihi orang bertapa. Orang yang mendidik, memberi pelajaran agama suci, yang menyerahkan ilmunya kepada orang-orang bodoh tiada dengan maksud menjual ilmunya, dan tiada loba tamak kepada sesuatu maksud, akan sangat dikasihi oleh Hyang widdhi.

34/35/36/37. Di hari kiyamat besok orang itu akan menghadap Tuhan berdampingan para mukmin segala, dengan ulama samudera, dan burung-burung di langit bersama­ sama memohonkan ampun kepada Hyang Widdhi. begitu pula malaikat-malaikat memohonkan ampun, yang mendapat siksa dari Tuhan, ialah: orang yang mengajar dengan maksud menjual ilmu, bersifat loba tamak, serakah. Di kelak kemudian di ikat dengan api neraka, orang-orang mukmin yang tersiksa, yang berdosa waktu itu, akan lebih dahulu keluar dari dalam api, orang-orang alim yang mendapat murka, yang mengajar dengan menjual ilmunya, akan keluar terakhir dan mendapat marah tiada mendapat manis sedikitpun.

 PUPUH 06 
DHANDHANGGULA

01. Dalam tafsir akhir diceriterakan: akhir siksa bagi orang-orang mukmin yang berdosa di dunia, desudah mengalami dua alam, kemudian akhimya keluar juga dan masuk surga, juga dua alam. Bumi dan langit datang pada akhir hari kiyamat, itulah yang disebut sang alam.

02. Setelah dua alam Hyang Maha Mulia bersabda: orang-orang kafir sekal ian, janganlah ada yang memhon minta keluar dari api neraka. Orang sewaktu di dunia tiada malu-malu menjalankan hal-hal yang halal karena butuh makan dan pakaian serta sebagai bekal naik haji ke Mekah, itu sangatlah utama.

03. Jeng Nabi bersabda, mengambil dari ajaran tapsirah: laki-laki dari perempuan. Pentingnya orang-orang mukmin memperhatikan ilmu agama rasul. Kadis ahyapun menyebut: orang-orang yang najis, laki-laki dan perempuan, belajarlah huruf-huruf arab, bergurulah kepada bangsa arab, agar tahu aturan agama, mengerti bahasa Arab.

04. Dalam kitab dalial tersebut, tafsir surat asra dan kitab anwar tercatat : orang-orang mukmin wajib menyembah kepada empat orang, pertama kepada ayah, kedua kepada ibu yang kedua-duanya Islam.

05. Ketiga kalinya kepada raja yang adil, .Kyai Ahman berkata : yang dimaksud ngadal: adalah orang Islam, yang sesudah Jeng Nabi mangkat, bertobat dari dosa besar dan dosa kecil, bertobat kepada Hyang Widdhi , dan sungguh-sungguh akan menepati melakuk  sembahyang.

06/07. Dan tiada segan-segan menjalankan sejumlah sunah dari rasullullah yang adil. Keempat kalinya: orang alim yang sangat alim, ialah orang alim yang bila mendapat siksa merasa sangat pedih dan memandang siksa itu sebagai baktinya. Sabda Hyang Agung dalam kitab uddi, demikian perintahnya: hai orang Islam semuanya, janganlah sayang dan janganlah pura-pura tiada tahu kepada orang-orang yang berbuat dosa, dalam kitab insan kamil sudah disebut: masuk naranalala.

08. Orang yang sewaktu di dunia acuh tak acuh atau tiada menaruh perhatian terhadap orang-orang bodoh yang berdosa, atau rela umpamanya kepada perbuatan­ perbatan dosa semacam itu, kemudian kelak pada hari kiyamat tiada mendapat pertolongan, karena acuh tak acuh sewaktu di dunia.

09/10. Dalam kitab tapsirah tersebut: orang-orang mukmin wajib mempelajari huruf-huruf dalam bahasa Arab, dengan mempelajari Islam supaya mengerti aturan-aturan, usul fikih bercerita bersembahyang itu mudah bagi orang Islam yang sangat bodoh sekalipun, yang tiada dapat membaca fatekah dan membaca sunah, lebih-lebih tiada dapat membaca kitab qur’an, membaca dzikirpun cukuplah, sudahlah lama dengan membaca fatekah, sehingga sholatnya dianggap syah, karena Tuhan Maha Murah.

11. Bila dzikirpun tiada dapat, cukuplah dengan berdiri dan tetaplah penting tinggal selama membaca fatekah sudahlah syah sholatnya. ltu karena Hyang Agung bersifat murah. Jeng Nabi bersabda: orang-orang ulama lebih utama dari pada orang-orang bodoh yang bersholat.

12. Jeng Nabi bersabda: tidaklah orang-orang ulama menjadi kepercayaan Tuhan yang maha luhur, sewaktu orang alim yang tiada berkumpul dengan orang banyak. Bila kamu ingin tenteram jiwa berdzikirlah sebanyak-banyak-nya.

13/14/15. Sesudah sholat jum’at bersama orang banyak pergi nyepi,  menyepi ke tempat yang sunyi. Centera, petikan kitab Nabihat Jeng, Nabi bersabda : lngatlah, orang yang tiada diterima sholatnya ada sepuluh macam. Yang pertama : orang bersholat tetapi melaksanakan hal, yaitu tiada sholat jum’at bersama orang banyak, yang kedua : bersholat, tetapi tiada melakukan hal, tiada memberi zakat, yang ketiga : bersedia menjadi imam, tetapi yang makmum dibenci senitia, yang keempat : bertanya kepada orang yang lari dari Tuhan, apa sebab-sebabnya. ltu wajib bagi orang Islam, yang kelima : juga orang minum-minuman keras, selamanya tidak akan diterima lagi. Yang keenam : perempuan yang ditinggal mati suaminya, sedang suaminya itu orang Islam dan masih merasa kesedihan karena ditinggal mati itu sholatnya tidak syah.

16. Yang ketujuh: perempuan yang sembahyang dengan makmun kepada abdi laki-laki, dan bukan makmum kepada orang yang, merdeka. Kedelapan: raja yang keji, sembilan siapa saja yang makan riba, yang kesepuluh: orang mengerjakan sembahyang, tetapi tidak berusaha mencegah perbuatan dosa.

17/18. Demikian juga, seorang laki-laki berbuat jina, tidak akan diterima sholatnya, tidak mendapat ampunan, bahkan makin bertambah jauh, ada juga disebutkan dalam kitab, ialah dari kitab subkah, sembahyang lima kali itu seperti orang mandi merendam diri dalam bengawan tiap kali sehari semalam, pasti hilang najis orang itu, dan lebur setiap dosanya serta taubatnya, ada lagi pendeta yang mengatakan, apa ingin masuk surga yang pertania kali apabila telah sampai waktunya sholat lalu menginjakkannya, dan tidak mengakhirkan, karena neraka jahanam tempatnya.

19. Siksa bagi orang mukmin yang mangakhirkan waktu sholatnya, dalam kitab Al-Qur’an sebagaimana disebut dalam ayatnya diajarkan, bahwa neraka jahanam tempatnya, jadi siksa bagi orang yang mengakhirkan sholatnya tiga kali, juga orang yang berbuat dengan maksud mendapat pujian dan orang itu kumet namanya.

20. Dalam kitab Juwahir disebutkan, lama-lama orang mukmin yang mendapat siksa di neraka jahanan itu sebenarnya Hyang Maha Agung tidak melihat yang tampak dalam perbuatan, tetapi Hyang Maha Mulia hanyalah melihat kesucian hati jauh dari takabur, dan minta sanjungan.

21. Suatu perbuatan akan dicema apabila dalam hatinya tidak ada niat sanjungan, tidak angkuh dan banyak amalnya, ketahuilah bahwa baik mukmin laki-laki maupun perempuan, bacaan bagi orang yang sedang sakaratul maut ada lima macam jumlahnya, apabila orang yang sedang sakaral maut melihat lima

22. lalah suatu pertanda habisnya kehidupan, tetapi apabila orang itu belum melihat kelima cahaya itu masih panjang umumya, adapun warna kelima cahaya itu ialah: hitam, merah, kuning, hijau dan putih, apabila melihat cahaya yang berwama hitam agar cepat membaca lailaha illalah.

23/24/25/26. Tidak ada Tuhan, hanya satu dan Muhammad adalah rasullulah, Nabi Muhammad sebenamya utusan Allah, cahaya hitam itu adalah cahayanya setan, dan apabila anda melihat kepada cahaya merah itu adalah cahayanya setan yahudi, lalu bacalah : lailaha illalah hu hu hu yang artinya tidak Tuhan kecuali hanya Allah saja, ialahTuhan yang sebenar-benarnya, apabila anda melihat cahaya hijau, kuning itu, cahaya setan nasrani, namanya, dan segeralah baca: lailaha illalah dan hu hu hu yang artinya tiada Tuhan kecuali Allah ialah Tuhan yang sesungguhnya, apabila anda melihat cahaya hijau, itulah cahaya Jibril, dan segeralah baca takabalahu dan hu hu hu yang artinya mudah-mudah yang maha luhur menerimanya, adapun hu ketiganya berarti yang membuat jagad raga dan membuat sendiri makhluk hidup dengan sendiri tanpa ada yang membantunya.

27. Apabila ini bacaan sahadat itu berarti mukmin itu telah mini, tetapi apabila orang itu mati dan mengucapkan sahadat itu pada saat cahaya hitam juga berarti matinya kafir, dan bernama kafir jahilliah, oleh karena itu perbanyaklah berdikir, ingatlah bahwa akan meninggal.

28. Apabila teringat sahadat bersama-sama cahaya merah, matinya orang mukmin, bilamana lupa mengucapkan sahadatnya maka disebut matinya kafir yahudi, dalam hal ini agar orang Islam semua berhati-hati dan air dibaca puji-pujian, apabila teringat kepada bacaan sahadat saat cahaya kuning kelihatan disebut mukmin kasi.

29. Apabila lupa mengucapkan sahadat itu disebut mati kafir nasrani orang itu, berhati-hatilah dan berdikirlah kepada Hyang maha agung dan juga Nabi muhammad, bilamana ingat kepada sahadat cahaya hijau ialah disebut mukmin kasul kasi.

30. Apabila orang itu lupa mengucapkan sahadat, disebut mati kafir karamiah, maka ingatlah anda kepada Hyang Agung, janganlah hanya terburu akan kebahagiaan di dunia, hal itu membuat orang lupa berbakti kepada Tuhan dan meninggalkan hal-hal yang disunatkan.

31. Apabila ada orang melihat kepada cahaya yang lebih putih, Nabi muhammad namanya, segera bacalah huhu , yang artinya ya Allah dan ya Muhammad, apabila kacamata dipakai untuk membaca ai qur’an, kacamata itu tidak tampak.

32. Apabila ada orang mati melihat cahaya lebih putih, lebih sempuma matinya, pasti orang itu teringat sahadat yang diucapkannya, karena itu para wali itu kelihatan, dan sudah tentu para Nabi yang jumlahnya duaratus ribu dan dua puluh empat kelihatan.

33. Sedang yang disebut najis batin jumlahnya tujuh macam : merusak yang dijual, semua amalnya, dan hilang kebaktiannya, disiksa di neraka jahanam orang itu, yang satu berbuat kebaikan dengan niat ngujub.

34/35. Artinya ngujub ialah berbuat kebaikan-kebaikan seperti sholat lima kali sehari semalam dan sedekah, berpuasa naik haji biar dihormati orang lain sesamanya, hadis Juwahir menyebutkan apabila ada orang mama yang memohon kepada Tuhan supaya dikagumi sesama manusia, termasuk catat dan akan masuk neraka jahanam: tidak diterutama amalnya dan semakin besar dosanya, yang kedua orang ria yang artinya mereka berbuat amal dengan tujuan dalam hatinya agar mendapat pujian dari sesamanya. hal ini juga tidak akan diteirima dan semakin besarsik saannya.

36/37. Yang artinya orang itu tidak akan disiksa, yang keempat orang yang takabur, minta sanjungan fail semakin angkuh, lain lagi mereka merasa berlebihan, tidak akan diterima amalnya, dan bahkan semakin besar siksanya, seperti disebutkan dalam hadis subkah : “siapa beramal dengan maksud dipuji orang selain Allah, maka berfirmanlah Tuhan supaya minta surga kepada mereka yang memujinya.

38/39. Hyang widdhi bersabda kepada segenap malaikat: manusia yang minta sanjungan agar diseret dan dijungkirkan ke neraka jahanam, sebagaimana diceritakan dalam hadis Juwahir: siapa beramal dengan tujuan agar ditiru orang lain: dan tidak mau berbakti, yang demikian akan mendapat surga baik, yang ke ima orang disebut kasud yang artinya mengharap-harap agar kenikmatan semua orang Islam dihilangkan dan supaya disetujui semua manusia, orang demikian itu disebut dengki.

40/41/42. Sebagaiman disebut dalam keterangan pendeta balngum, bahwa lidahnya menjulur-julur matinya kafir dari doanya dengan dido’akan supaya melarat. Nabi musa bersabda seperti disebut dalam Juwahir tentang arti dengki ialah manusia yang mempunyai keinginan menjadi orang berpangkat, apabila hal ini terdapat pada orang Islam akan menghilangkan annainya, yang keenam orang yang sering membicarakan cacad orang lain, maka orang yang menceriterakan hal itu amalnya akan tertutup orang yang dicerca, yang ketujuh orang yang suka mengadu atau disebutkan tumbak cucukan : ini akan merusak amalnya. lni akan ditutup amalnya dan digunakan kepada orang yang dicerca seperti disebutkan pada kitab Adkiya ada penebus dosanya itu bagi orang yang mencerca orang lain, agar diikuti dengan segera memujiinya seketika itu.

43/44. Sesudah orang tersebut memberi pujian, maka segera Tuhan menurunkan ampunan dunia dan akhirat, agar rahmat Hyang widdhi dapat menutup dosa pribadinya, dan masuklah ke surga bagi orang yang bertobat setelah mencerca orang lain itu, bagi orang yang mencerca tersebut tidak bertobat, maka masuklah ke neraka, meskipun bertobat masih jelek, hadis tapsirah menyebut sebagaimana kanjeng rasul memberitahukan dalam hukum kitab asra datanglah siksanya bagi orang yang berkuku panjang.

45. Dalam kitab asar disebut juga bahwa siksa bagi orang yang makan riba, dan memeras sesamanya, orang demikian itu kepada kepalanya akan dicurahkan sungai yang mengalir darah dan akan di lempari batu oleh malaekat, orang itu menjerit-jerit minta pertolongan agar dinaikkan dari bengawan berdarah tersebut.

46/47/,48. Tersakit-sakit ia menangis, tetapi bagi yang beragama Islam lama-kelamaan akan di lepaskan dari siksa, bersabdalah kangjeng rasul : “orang Islam yang mengetahui bagaimana kebaktiannya musa kepada Hyang Agung, dan juga melihat mukanya orang alim yang hanya berbakti kepada Hyang Widdhi berta siapa saja makan bersama ulama, maka mendapat pahala lahir batin sebagaimana dikasihi seperti Nabi, bersabdalah juga kangjeng rasul, mudah-mudahan Tuhan selalu mengasihi kepada mama yang selalu giat mengajar kebaikan, karena hal itu adalah suatu langkah keutamaan, dari Tuhan akan dilimpahkan pahala yang besar. untuk itu melebihi orang yang sembahyang seratus bulan, kangjeng Nabi bersabda lagi : “siapa saja yang berbakti  . . . . . . . . . . selama tujuh hari, itu dIsamakan berbakti kepada Hyang Widdhi, sebenamya orang yang demikian itu berarti menyembah kepada Hyang Agung selama 7.000 bulan lamanya, padahal Allah setiap harinya menyamakan pahalanya dengan orang sabil dari 1.000 orang dalam sehari.

49/50/51. Kangjeng rasul bersabda lagi, bahwa sebagaimana disebut dalam kitab rustatal suatu kebahagiaan bagi orang Islam miskin yang memberi pelajaran dengan penuh kesabaran, meskipun orang itu dihinakan oleh manusia lain waktu herada di dunia, tetapi ia akan merupakan bunga di hadapan Tuhan di hari kiyamat kemudian, ada juga diceriterakan oleh kangjeng rasul, bahwa siapa saja yang mengasihi kepada orang yang miskin itu seperti apa yang dikeakan oleh semua Nabi, sedang orang yang membenci kepada orang miskin, disebut kafir firaun namanya, demikian juga diceriterakan oleh Nabi bahwa orang yang mcneintai kepada fakir, maka apabila orang itu memohon surga sudah pasti Allah yang maha mulia akan mengasihi, juga kepada orang kafir yang memelihara kecukupan hidup keluarganya, merupakan suatu bukti kebaktiannya kepada Hyang Widdhi sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah.

 PUPUH 07 
KINANTHI

01/02/03. Disebutkan dalam kitab subkah dan kitab daka oleh kangjeng Nabi waktu beliau melewati kuburai ada dua orang disiksa karena dosanya yang kerena, dan bukan karena dosa yang besar ialah satu dosanya waktu berak dan kencing tidak mengucap doa sedang kencingnya tidak pantas juga.

04. Sedang yang seorang lagi karena memaki-maki dengan menyebutkan anjing, orang yang panjang mulut yang berusaha agar tetangganya orang Islam satu dengan yang lain bertengkar.

05. Bila orang telah bangkit dari kubur, maka bagi manusia yang memaki-maki dan juga bagi orang yang suka berbohong dalam kata-katanya, yang sukanya cerewet, mulutnya akan dibalik dan di letakkan di atas tengkuknya.

06. Seperti disebut dalam kitab fikih, tentang pentingnya orang bersuci ialah menghilangkan tiga hal : ialah hilang rasanya, baunya dan hilang rupanya.

07. Dalam kitab mustahal disebutkan, sebenamyaaiiah tidak melihat tingkah laku manusia, tetapi yang dilihat pemikirannya lahir dan batin.

08. Menurut pengertian di atas sebenamya Hyang Widdhi tidak menerima kebaktian seseorang meskipun ia bagus rupanya.

09. Adapun yang disebut baik ialah menjauhi dari semua najis , yaitu-najis lahir dan batin, sebagaimana disebutkan dalam hidayah, ialah dan Juwahir bahwa menghilangkan najis itu ialah raja dari segala najis.

10. Adapun najis yang terberat ialah kafir kepada Allah dan rasulnya, sebagaimana disebut dalam semarakandi, niftah , setudurat, bayan dan tasdik bahwa yang menyebabkan demikian itu karena orang meninggalkan sholat.

11/12. Najis yang kedua karena orang tidak mu berzakat, berusaha dan naik haji , berzina, memegang dubur, berzina dengan istri orang lain, membunuh sesama mukmin, merusak agama Islam, berjudi , minum­ minuman.

13. Juga membakar rumah dengan maksud merampas hartanya orang mukmin itu, menipu, membagal, meracun, menenung serta sihir semuanya menyebabkan najis.

14 . Surat al-baqarah disebutkan, bahwa sihir dan tentang membuat orang menjadi kafi, yang menghi angkan najis itu disebut dalam kitab Al-Qur’an dan fikih.

15. lbnu Abas berkata, bahwa najis yang ketiga dan kedua termasuk dosa besar yang jumlahnya tujuh puluh macam, adapun yang menghilangkan najis tersebut seperti termuat dalam kitab fikih mukazar masahil.

16. Menurut sujak, tahrir, makalahu, anwar dengan kunawi, ramli dan lbnu Hajar, bahwa yang disebut najis batin ialah takabur, berkata ria, sombong serta dengki.

17. untuk menghilangkan najis batin telah disebut dalam kitab subkah, Juwahir, bidayah, Adkiya, tapsirah, hadis, mawal ingah, munabihan, munabihan, tamhid, minhan, julngabidin.

18/19/20/21/22. Juga pentingnya wudhu ada enam hal : yang pertama berniat, yang kedua membasuh muka dari tepi muka janggut yang kulitnya kelihatan pada waktu siang cerah, apabila ada teman yang tebal janggutnya dIsarankan mengambil air wudhu, dalam hal ini disarankan didahulukan bagian muka atas, yang ketiga, membasuh kedua tangan sampai pada sikunya, dan disunatkan ke bagian yang lebih atas dari kedua lengan tersebut.

23. Apabila kebetulan ada orang yang mempunyai enam buah jari atau lebih ………….. pada kakinya.

24/25. Yang keempat membasuh bagian kepala yang di tumbuhi rambut, kelima membasuh kaki, dan disunatkan lebih ke atas mendekati kedua lutut, sedang yang keenam tertib yang berarti sesuai dengan urutannya tak dapat dibolak-balik, apabila dibalik, maka wudlu dianggap tidak syah.

26,27,28,29. Adapun syarat syahnya wudhu, bagi orang Islam tidak menghalangi keluamya air untuk kepentingan wudhu, sedangkan yang membatalkan wudhu ada lima hal : pertama keluar mani, kedua tidur dengan duduk dan berdiri ketiga kehilangan akal, keempat bersentuhan dengan bukan muhrimnya yang sama besar padahal bukan ibu, bukan anak bukan kakak bukan adik, bukan uwak, dan bukan iparnya.

30. Yang kelima sedang datang bulan, bersentuhan dengan kemaluan laki-laki maupun perempuan menyebabkan batal wudhunya,

 PUPUH 08 
SINOM

01/02/03. Suatu kewajiban bagi semua mukmin supaya mengagungkan Hyang Widdhi, wajib mengerjakan sembahyang lima kali sehari semalam, yang takbirannya juga lima kali ialah Allahu akbar yang berati Allah yang maha agung, dan merupakan kewajiban orang mukmin semua mengagungkan nama Allah dengan banyak memuji namanya sebanyak tujuh belas kali, adapun untuk itu lafalnya alhamdulillah yang artinya segala puji kepunyaan Allah yang mencipta alam dunia, juga mengucap robilalamini, yang artinya Tuhan yang menguasai segala alam, kemudian rohmanirahim yang maha murah di dunia dan mulia asih di akhirat, lalu maliki yaumidin, yang artinya raja di hari kiyamat.

04/05/06. lafal untuk mengagungkan nama Allah sehari semalam merupakan kewajiban bagi orang mukmin membaca al fatekah tujuh belas kali banyaknya. adapun makna lafalnya kanak budu bahwa sembah baktinya kepada Tuhan, semoga memberi pertolongan kepada di rinya yang lemah. memang menjadi kewaj iban bagi semua mukmin memohon pertolongan dari Hyang mahaagung supaya selalu dikuatkan agamanya. Lafal iyakanastangin yang artinya hamba mohon pertolongan Tuhan, semua orang mukmin semoga diberi kekuatan dalam agama islam, semoga Tuhan menghancurkan para orang kafir, ada tujuh belas hal yang merupakan kewajiban bagi semua orang mukmin agar diberi petunjuk dari Tuhan yang maha kuasa, semoga dikuatkan iman dan mohon agar ditambah.

07/08/09. Bagi orang mukmin mempunyai kewajiban tujuh belas kali dalam, sehari semalam dalam melaksanakan imannya, agar ada perbedaan imannya manusia dengan jin, dan semoga selalu ditambahi berilmu, adapun lafal ihdinas siratal mustaqim, artinya ya Tuhan semoga memberi petunjuk kepada keimanan dan agar selalu diberi ilmu yang benar, mudah-mudahan semua orang mukmin diberi petunjuk agar memuji kepada Tuhan, mengenai lafal siratal ladina an ngamta ngalaihim artinya agar keimanan para Nabi dan semua wali kepada Tuhan agar selalu mengasihi kepada hamba semua dan semua mukmin.

10. Ghohiri lmandubi itu menipunyai pengertian agar semua kafir yahudi yang mendapat murka dan selalu memusuhi kangjeng Nabi dan tidak mempercayai kitab Taurotnya, orang yang kafir kepada Taurot itu berarti juga tidak mempercayai terhadap semua kitab yang jumlahnya seratus em pat buah.

11. Lafal walalladina juga selain kafir nasrani semuanya yang ingkar dan memusuhi kangjeng Nabi lsa, kafir nasrani itu ingkar akan kitab Injil, orang yang tidak percaya kepada kitab Injil berarti juga tidak percaya kepada semua kitab yang ada.

12. Siapa yang tidak mempercayai salah satu Nabi berarti orang itu tidak percaya kepada semua Nabi, demikian juga barang siapa tidak mempercayai salah satu kitab atau satu kalimatnya akhimya termasuk orang yang kafir  terhadap kitab yang jumlahnya ada seratus empat.

13. Adapun menjadi kewajiban bagi orang mukmin semuanya selalu sujud kepada Hyang Widdhi tujuh belas rukun sehari semalam, dan tumaninah juga sejumlah tujuh belas kali sehari semalam. lni merupakan hal yang wajib dilaksanakan oleh semua mukmin.

14. Arti rukuh di sini merasa bahwa dirinya sangat kecil dan tidak berharga, maka merupakan kewajiban bagi semua mukmin selalu istidal kepada Tuhan sebanyak tujuh belas kali dalam sehari semalam dengan tumaninah yang jumlahnya sama. dalam istidal itu di iringi permohonan semoga Allah selalu menerima segala puji diri semua orang mukmin.

15. Ya Allah, bahwa hamba adalah kepunyaan Allah dan puji semua makhluk di langit dan bumi lapisan ketujuh dengan semua benda yang tidak terbilang hanyalah ditujukan kepada Allah saja.

16/17. Juga wajib bagi mukmin bersujud kepada HyangWwiddhi sehari semalam tiga puluh empat kali, adapun berdirinya sholat itu ada tujuh belas kali, demikian juga semua duduknya di antara sujud wajib duduk lagi dan tumaninah sejumlah tujuh belas kali sehari semalam, dalam duduk tumaninah itu dengan permohonan semoga Tuhan memberi ampun semua dosa hambanya.

18. Juga semoga Tuhan mengasihi diri hamba dan berilah hamba rezeki, dan ampuni semua dosa hamba kepada Tuhan terimalah sembah hamba, tunjukkilah badan hamba kepada ajaran Islam serta tunjukkanlah agar hamba terhindar dari penyakit, dan semoga doa hamba hanya tertuju untuk Allah sendiri.

19/20. Pengetahuan dan aural perbuatan hamba maupun sembahyang hamba dua puluh kali sehari semalam, dan terimalah semua sholat semua mukmin dua ratus empat puluh empat jumlahnya.

21. Sholat subuh tiga puluh dua kali , dhuhur lima puluh, asar lima puluh enam, mahgrib empat puluh empat, dan Isa lima puluh enam jumlahnya. lni perlu dan wajib diketahui oleh segenap mukmin.

22. Kerjakan sembahyang dalam sehari semalam kepada Tuhan yang maha mulia artinya duduk pada tahyat akhir sehari semalam wajib dikerjakan lima kali, demikian juga duduk dan mengucap dua kalimah sahadat.

23. Merupakan wajib bagi orang mukmin berdoa kepada Hyang Suksma, memohon petunjuknya dan rahmatnya, kepada Nabi muhammad mengucapkan lafal Allahuma salingala muhammadinas yang berarti tambahlah ya Tuhan rahmat kepada Nabi muhammad yang merupakan rasul terakhir.

24. Wajib juga bagi orang Islam selalu berdoa kepada Hyang Widdhi mohon keselamatan dunia atas raganya, dan agar segenap mukmin berbudi shaleh dan kuat doanya siang maupun malam ialah lima kali di waktu, siang dan malam kepada Tuhan dengan penuh kekusukan.

25. Assalamu alaina, dalam hal ini berarti mudah-mudahan Hyang Widdhi memberi keselamatan, sedangkaan  wangalai badillaIsalikin merupakan permohonan semoga semua umatnya yang tekun baktinya diselamatkan dari bencana.

26. Salah satu hukuman yang diderita oleh salah satu alim sama juga dengan hukuman kepada Nabi dan berati pula hukuman Allah, siapa yang mendapat hukuman dari Allah akan ditempatkan di neraka dikemudian hari.

27/28. Siapa yang mendapat kesenangan bagi salah satu orang alim seperti juga kesenangan kepada kangjeng Nabi dan sebagai kebahagiaan dari Tuhan, siapa yang menyembah kepada Hyang Widdhi di hari kemudian ditempatkan di surga, dan siapa yang mencintai Islam berarti mencintai dirinya sendiri, sebaliknva orang yang benci kepada orang Islam berarti membenci dirinya sendiri, sebagaimana disebut dalam, Juwahir dan kitab Adkiya diperitahkan bersahabat dengan semua orang mukmin, ini disebut salat dalam.

29. Salat daim ini agar tak henti-hentinya berdikir dan agar dikuatkan membaca salawat dan membaca Al-Qur’an, sebagai dicontohkan oleh para Nabi dan para wali, hal ini agar ditiru karena merupakan pekerjaan yang baik. ltulah juga merupakan pertanda orang mendapat kasih dari Allah.

30/31. Hadis Juwahir bersabda: apa yang dikerjakan oleh orang mukmin sebagaimana dIsabdakan oleh Hyang Suksma membaca Qur’an di ikuti dengan mengerti apa yang diucapkan dan apabila dapat ucapannya, dapat mengartikan maknanya orang seperti disebut Tuhan lnsan kami. lni diceriterakan dalam lain Qur’an akadiyah dan Qur’an wastahuluhivah, adapun bahasa huluhnya wandat makiyati , hulublyatil, hulubiyat namanya, yang jumlahnya seratus empat buah. ltu semuanya disebut purhan.

 PUPUH 09 
PUCUNG

 01/02/03/04/05/06/07/08/09. Semua makhluk hidup berasal dari cahaya muhammad yang disebut dengan sinar muhammad, yang pertama disebut ahyat-asitah, yang kedua disebut adam mukim; ketiga roh ilapi, keempat roh-rabani, kelima bernama imam mubin, keenam kaenmul, ketujuh hanjalkapi, kedelapan badrula lami, kesembilan adam awal, kesepuluh kalam, kesebelas rasul olahi, keduabelas roh-rahmani, ketigabelas alam pakir, keempatbelas alam-labir dan masih ban yak lainnya lagi, ada juga disebut asal sholat lima kali itu dari cahaya muhammad – johar – awal ya roh – ilapi, roh ilapi itu adalah nyawa dari kangjeng rasul, adapun, asalnya nyawa karena dari sifat jalal (indah) dan jamal (kemuliaan Allah) dan karena dikehendaki oleh Allah.

10/11/12/13/14. Menurut ajaran kuna bahwa Tuhan memerintahkan agar para ulama mengambil pelajaran dari kitab Durat, sarat, mupitalmilani, patakul mubina dan kitab asanu-sa, dengan sifat kahar dan ipt ikar menyebabkan manunggalnya antara Hyang Widdhi dengan makhluknya, adapun yang termasuk sifat kahar itu ialah kodrat, iradat, ilmu hayat, kadiran, muridan, ngaliman, hayan, wandangiyah, kesembilan itu ada pada Hyang Widdhi, demikian juga kedua sifat yang dapat mengetahui semua alam.

15/16/17. Untuk mengetahui alam seperti telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat anbiya, yang isinya menceriterakan Nabi Ibrahim dibakar oleh orang kafir, tetapi tidak ada selembar rambutnya yang terbakar, hal itu menunjukkan sifat yang mahakaya dari Hyang Agung. Hyang maha mulia memiliki sifat yang jumlahnya ada sebelas.

18/19/20/21/22. Dengan adanya sifat-sifat itu, maka tidak mengherankan bagi Hyang Widdhi menciptakan lain dunia ini, atas sifat dalam menciptakan dalam itulah dikatakan taman memiliki sifat Yang Maha Kuasa, ada perbedaannya dengan makhluk biasa, yang hidup alam dunia ini, mengenai sifat wajib yang sebelas itu adalah kidam, baka, Mukhalafatu lil hawaditsi, Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniyyah, samak, basar, kalam, samingan, basiran, mutakiliman yang termasuk sifat maim kaya.

23. Nyawa rasul disebut johar awal merupakan suatu pertanda adanya Allah, dan bahwa Allah itu lebih berkuasa.

24/25/26/27. Tidak ada yang dicipta terlebih dahulu kecuali cahaya muhammad yang disebut nyawa rasid, adapun tempat penyimpanannya di dalam suatu ruang yang tidak jelas kelihatan sedang yang menyimpan nyawa tersebut adalah Allah Yang Maha Kuasa, kemudian diperintahkan segera berwujud johar awal tidak segera bersujud, dan bahkan mengaku bahwa ia telak ada dengan sendiri, johar awal diperintahkan agar membuat alam, tetapi tidak dapat melaksanakannya, johar awal merasa bahwa dirinya tidak berdaya, tamak kemudian ia bersujud dengan seksama, johar awal bersujud lima kali kepada Hyang Widdhi.

28/29/30. Setelah itu Tuhan mernetintah kepada johar awal membuat roh dan dirinya sendiri, setelah itu menjadi raja. Nabi muhammad segera bangkit dan bersiap melakukan sembahyang lima kali, johar awal tidak mau menyembah kepada Hyang Widdhi, karena dikehendaki Hyang Suksma maka ia mau bersembahyang lima  kali, sebenarnya semua tingkah perbuatannya sudah pasti dari Tuhan Yang Maha Mulia.

31. Sholat subuh, luhur, asar, magrib dan lsa itu karena diperintah olah Nabi supaya memuji subkanallahi dan alhamdulillah serta Allahuakbar.

32/33. Dalam perintahnya membaca alhamdullilah yang kelimanya menunjukkan kepada waktu luhur yang berjumlah empat rakaat, waktu melakukan sembahyang supaya mulut, mata, telinga dan hidung terpusat.

 34/35/36/37/38/39/40. Sebagai dititahkan oleh Hyang saksma kepada rasul bahwa yang harus diucapkan dalam asar dan lsa juga ada empat rakaat, pada waktu menghadap itu agar ucapannya di longgar-kan, dengan demikian juga dalam melakukan sholat subuh yang jumlahnya dua rakaat agar kesemuanya dikabarkan kepada umat manusia, dari kedua rakaat itu yang satu menghadapi badannya, sedang yang kedua nyawanya, dari kelima sholat dalam setiap sembahyang itu di tiap rakaat wajib membaca al-fatekah, perlu diketahui oleh segenap orang mukmin bahwa pada, waktu Nabi Adam bersembahyang pada pagi subuh diperintahkan oleh Tuhan meninggalkan surga dan turun kedunia jatuh dipegunungan ceylon, peristiwa tersebut terjadi pada malam yang gelap gulita bertepatan hari jum’at, karena waktu Nabi Adam turun di pegunungan ceylon itu sudah tampak kemerah-merahan di bagian timur, maka beliau dengan segera melakukan sembahyang dua rekaat agar Tuhan segera melepaskan Adam dari kegelapan.

41/42/43/44/45/46. Pada waktu Adam bersembahyang itu pada rekaat pertama dengan permohonan agar malam segera berganti siang sedang pada rekaat kedua supaya kegelapan berganti dengan suasana terang benderang. ltulah asal mulanya tanya sholat subuh dua rekaat, adapun sembahyang dhuhur empat rekaat semula dilakukan oleh Nabi Ibrahim saat beliau diperintahkan Tuhan menyembelih putranya Ismail dalam bulan haji, pada waktu bulan haji (zulhijah) Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih Ismail, karena itu perintah Allah maka segera di laksanakannya, pada saat Ibrahim akan melakukan penyembelihan itu bertepatan dengan saat dhuhur, dan beliau dengan melihat ke arah empat kiblat, akhimya oleh Allah putranya yang disembelih itu digantikan dengan kambing, sedang Ismail sendiri masih hidup, oleh karena itulah maka ayah Ismail (Ibrahim) bersyukur segera beliau melakukan sembahyang dhuhur empat rekaat.

47/48/49/50. Rekaat yang pertama syukur karena Ibrahim tidak jadi menyembelih putranya, rekaat kedua bersyukur karena putranya digantikan dengan kambing, adapun rekaat yang ketiga bersyukur karena hilang semua kesedihannya, mengenai sembahyang asar di lakukan oleh Nabi Yunus, saat Nabi ditelan oleh ikan, saat Nabi Yunus meninggalkan kerajaan karena beliau sedang meninggalkan kerajaan karena tidak dipercaya oleh orang kafir, mereka tidak mau masuk Islam.

 PUPUH 10 
DANDANGGULA

01/02/03/04. Sebagai diceriterakan pada saat Nabi Yunus sampai di kerajaan diperintahkan oleh Allah agar menyampaikan berita kepada semua orang kafir agar mereka membaca illaha illalah, juga Nabi Yunus diperintahkan oleh Allah agar mengislamkan orang-orang kafir, dan disuruh membaca kalimah tersebut, apabila orang-orang kafir tidak mau, agar disampaikan bahwa perintah itu berasal dari Allah sendiri, dan akan disiksa bagi mereka yang tidak mau masuk Islam. Islam adalah menyelamatkan hidup dunia dan akhirat, setelah Nabi Yunus sampai di kerajaan dengan penuh kebijaksanaan menyampaikan perintah Allah tersebu,. hai segenap manusia, masuklah kamu kepada agama Islam sekarang ini juga, apabila kamu tidak mau sudah pasti akan datang siksa dari Hyang Widdhi, bila kamu mau masuk Islam akan naik ke surga agung, selamat dunia dan akherat, ” orang-orang kafir tidak mau menurut perintah dan tidak ada yang percaya, mereka berkata kepada Nabi Yunus, akan mau masuk Islam apabila siksa itu, benar-benar datang, tetapi apabila ternyata siksa itu tidak datang maka mereka tidak mau masuk agama Islam, mereka tidak percaya kepada perintah Nabi Yunus. Nabi Yunus segera pergi dengan mengucapkan, “silakan rasakan sendiri, akan hancur leburlah kamu sekalian”.

05. Setelah Nabi Yunus jauh dari kerajaan datanglah siksa kepada meraka sangat – pedulinya orang-orang kafir yang menyaksikan kemudian takut akan siksa tersebut, mereka berpendapat apabila siksa itu datang sudah tentu orang satu kerajaan akan akan habis termakan dalam neraka.

06. Setelah itu orang-orang kafir semuanya masuk Islam dan membaca kalimat yang diperintahkan oleh Nabi Yunus, seketika itu juga terhindarlah mereka dari siksa tersebut. Nabi Yunus tidak mengetahui apabila orang-orang kafir tersebut telah disiksa dan bagi orang-orang kafir dalam kerajaan yang tidak percaya ternyata telah hancur lebur kena siksa karena saat itu mereka belum mau masuk islam.

07/08. Kemudian Nabi Yunus pulang hendak memberitahukan mayat-mayat orang-orang yang terkena siksa, menurut ramalannya mereka seluruh kerajaan itu telah hangus menjadi abu, tetapi tampak dari kejauhan mereka masih utuh. Nabi Yunus khawatir apabila janji Allah itu tidak benar­ benar terlaksanakan, tetapi temyata semua orang satu kerajaan mati karena kena siksanya, oleh karena itu  ……………., Nabi Yunus merasa malu tidak-masuk ke kerajaan karena ancaman siksa tidak akan datang, tidak diketahuinya bahwa mereka masih kafir.

09. Nabi Yunus merasa jengkel dan malu, maka kemudian Nabi Yunus pergi meninggalkan kerajaan dengan rasa jengkel dan marah, maka Nabi Yunus pergi mengikuti pedagang yang pergi berlayar, ia minta menumpang kepada pedagang itu, pada perjalanan berlayar itu berkatalah beliau kepada para juragan, bahwa beliau akan ikut menumpang, atas permintaan Nabi Yunus itu mereka menjawab satu persatu dengan menyilakan kepada Nabi Yunus, menurut kehendaknya.

10/11/12. Setelah Nabi Yunus masuk dalam perahu segera layar dihentangkan dan kemudian dipasangnya, selama perjalanan di tengah samodra itu terdengarlah riak gelombang air berulang-ulang, sesudah lama mengarungi samudra tiba-tiba tertambatlah perahu itu sejenak, tidak dapat melanjutkan perjalanannya, perahu itu mundurpun tak dapat juga, oleh karena itu para juragan sedih hatinya, setelah itu juragan berpikir berhentinya perahu itu karena ada salah satu kawannya yang melarikan diri, salah satu di antaranya mereka mengerti dan memperhitungkan sebab-sebab apa perahu mereka menjadi terlambat, memang ada di antara penumpang perahu itu seorang yang sedang lari dari Tuhannya. Nahkoda dan teman­ temannya berkata bahwa mereka bukanlah orang yang lari dari Tuhannya, maka para juragan berpendapat agar diadakan undian dari mereka yang ikut menumpang perahu tersebut.

13. Barisi sampai 6 (hilang) setelah diadakan pembicaraan secukupnya, segeralah mereka berkata, di antara mereka ada yang pandai memperhitungkan dan dengan mempergunakan sesaji.

14/15. Setelah sampai pada undian untuk mencapai siapa di antara penumpang perahu itu yang melarikan diri dari Allah dan mereka berjanji akan dibuang apabila terbukti demikian, dari para juragan dalam perahu segera mengambil satu persatu undian tersebut dan kenyataan mereka tidak didapatkan satu simpulpun, kecuali Nabi Yunus, setelah sampai pada giliran Nabi Yunus mengambil undian itu temyata beliau mendapat simpul, simpul ini memang merupakan pertanda yang berasal dari Hyang Agung, kemudian karena Nabi Yunus terbukti terdapat ciri simpul, maka para juragan bersepakat untuk membuang ke laut. Nabi Yunus pun tidak berdaya apa-apa dan dibuang di tengah-tengah lautan, kemudian dimakan oleh ikan.

16. Selama tiga hari tiga malam Nabi Yunus berada didalam perut ikan, akhimya Nabi Yunus hanya satu hari lamanya berada dalam perut ikan di tengah lautan itu, ada juga sebagian dari mereka berkata, bahwa Nabi Yunus itu berada dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam.

17/18/19. Ada sebagian mengatakan bahwa Nabi Yunus dimakan ikan selama tujuh hari tujuh malam, merekapun ada yang mengatakan bahwa Nabi Yunus berada didalam perut ikan selama empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya, oleh karenanya Nabi Yunus segera membaca laillaha illaha anta dan subkanaka innkuntu minaldholimin, lafal ini mempunyai makna tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan Allah itu maha suci, mereka mengeluh ada seorang umat yang licik terhadap Tuhan sehingga menyebabkan kesengsaraan mereka. la meninggalkan tempatnya dan tidak mendapat izin dari Tuhan, meskipun kepergian mereka telah mendapat izin, tetapi akhimya mereka merasa sengsara, untuk itu Nabi Yunus pun bertobat kepada Allah agar mendapat perlindungan dikeluarkan dari dalam perut ikan dan berharap agar dapat dinaikkan dari tengah-tengah samodra.

20. Hanyalah Tuhan yang maha adil, dan maha kuasa yang dapat menolongnya, setelah itu ikan pun menepi ke pinggir lautan dan karena kehendak Tuhan Nabi Yunus disemburkan dengan keras keluar dari perut ikan dan jatuh di pasir dengan memegang undian.

21/22/23. Undian di tangan tertancap di pesisir tumbuh jadi tumbuhan yang lebat yang berdaun lebar, maka Nabi Yunus dapat meneduhkan badannya dari sengatan terik matahari, kemudian datanglah seekor kijang, setelah kijang tersebut melihat Nabi Yunus merasa iba hatinya, kijang tersebut kemudian memberi minum kepada Nabi Yunus di waktu siang maupun sore hari, menurut Nabi Yunus karena minum itu badannya tidak lesu lagi, kekuatannya kembali seperti semula, sebelum meninggalkan kerajaan, ada lagi sebagian dari tilania berkata, bahwa yang dikatakan kijang itu sebenamya seekor badak, memang dikatakan bahwa sama-sama tetapi lain artinya, adapun kijang disebutnya juga wakdantun, sedang warak disebutnya waknikdatun, adapun mujijat Nabi Yunus ialah adanya kijang yang berkata dan undian yang menyebabkan dapat melindungi badannya dan dapat menolak panas.

24/25. Menurut kehendak Yang Maha Kuasa, maka disebut mukjijat yang punya kelebihan dan juga dapat mencelakakan itu karena adanya undian, adapun kayu yang rimbun menunjukkan Nabi Yunus seorang diri yang memberi gambaran kerajaan yang ditinggalkan pergi, atas pertolongan dengan orang-orangnya masuk Islam sehingga berakibat Nabi Yunus dapat kembali lagi ke kerajaan di binesawo, adapun Nabi Yunus tinggal di kerajaan binesawo seratus dua puluh ribu tahun lamanya.

26. Ada lagi sebagian pendeta berkata bahwa tidak hanya seratus dua ribu tahun lamanya, tetapi seratus tiga ribu tahun, sebagian lagi mengatakan lebihnya tujuh ribu dari seratus ribu bulan, ada juga yang berkata seratus tujuh puluh ribu tahun lamanya.

27. Nabi Yunus masih diberi kekuatan sehingga pada waktu asar beliau mengadakan sembahyang, setelah beliau bersembahyang empat rekaat, maka pada saat rekaat pertama Nabi Yunus terhindar dari segala kegelapan dan juga hilang gelombang lautan, oleh karena itu Nabi  Yunus bersyukur kepada Tuhan.

28. Pada rekaat yang kedua Nabi Yunus syukur karena telah terhindar dari kegelapaan adanya air laut, rekaat yang ketiga Nabi bersyukur karena gelap malam itu telah hilang, pada rekaat keempat beliau bersyukur juga karena telah terhindar dari keadaan gelap selama berada di dalam perut ikan, itulah sebabnya Nabi Yunus bersyukur kepada Yang Maha Kuasa.

29/30. Nabi Yunus terhindar dari segala kesusahan itu bertepatan pula dengan datangya sholat asar, oleh karena itulah ia selalu bersyukur kepada Tuhan yang maha murah, ada juga ceritera yang berhubungan dengan adanya rekaat di waktu magrib yang jumlahnya ada tiga kali ialah dimiliki oleh Nabi lsa, beliau adalah putera Dewi Mariyam yang di lahirkan di tempat baginda lmran, oleh orang­ orang kafir beliau disebut Tuhan, demikian juga lbunya Dewi Maryam juga disebut Tuhan, keduanya disebut Tuhan di samping Tuhan Yang Maha Esa sendiri.

31/32/33. Semua kafir nasrani mengatakan Nabi Isa Tuhan, kemudian ia bertobat kepada Hyang Widdhi dan melakukan sembahyang tiga rekaat pada waktu mahgrib dengan penuh kekusukan, pada rekaat pertama lsa mengaku beliau bukanlah Tuhan, pada rekaat yang kedua juga mengaku bahwa ibunya bukanlah Tuhan, sedang rekaat yang ketiga adalah Tuhan diakui Yang Maha Suci. Tuhan benar-benar maha suci yang tidak berputera, tidak punya isteri tidak seperti katanya orang-orang kafir nasrani, bahwa lsa disebut putera dari Hyang Suksma. demikian juga ibunya yang bemama maryam bukanlah isteri Tuhan. lni merupakan anggapan yang keliru dari orang-orang kafir nasrani, dengan anggapan itulah Nabi lsa makin takut kepada Allah dan bertobat dengan melakukan sembahyang tiga rekaat pada waktu mahgrib, dengan ceritera inilah maka Tuhan menetapkan kewajiban sholat bagi manusia pada waktu mahgrib sebanyak tiga rekaat.

34/35. Adapun tentang sholat Isa dimiliki oleh kangjang Nabi Musa, hal ini bertolak dari saat Nabi Musa hendak ke kerajaan mesir dengan isterinya dan anaknya, kangjeng Nabi Sueb, beliau di dalam pealanan itu tersesat di tengah lautan dan tidak mengetahui ke arah mana harus berjalan, kemudian Nabi Musa mendapat pertunjuk dari Tuhan suatu jalan yang sampai ke mesir. Tuhan melindungi dan menyelamatkan pealanan Nabi Musa sejak mendapat kesulitan sampai beliau bertemu dengan isterinya dan juga dengan saudaranya bemama Nabi Harun.

36. Nabi Harun saat itu bertempat tinggal di mesir, tugas kehadirannya ke mesir dari bani lsrail karena diperintahkan oleh Tuhan agar menghancurkan raja Firaun di mesir dengan segenap bala tentaranya yang memerintah mesir dengan kejamnya. Nabi Musa memerangi Firaun di kerajaan mesir, sampai Firaun mati tenggelam dalam laut dan hilang tidak berbekas lagi.

37. Sebelum itu Musa telah mendengar dari perintah Tuhan bahwa beliau akan menang dalam perangnya, perintah itu diterima Musa pada saat datang lsa. Musa mendapat petunjuk dari madiyan di gunung tursina bahwa Nabi Sueb telah memberi izin kepada Musa.

38. Setelah Nabi Musa mendengar perintah dari Tuhan, maka dengan cepat-cepat dengan tidak berkata-kata beliau mengerjakan sholat, yang kemudian disebuat sholat lsak.

39/40. Adapun pada rekaat pertama data beliau mengadakan sholat Isak itu bersyukur pada Tuhan, karena telah bertemu dengan isterinya, rekaat yang kedua musa bersyukur kepada Tuhan karena dipertemukan dengan Nabi Harun,  rekaat ketiga Nabi Musa bersyukur karena beliau menang melawan raja Firaun, sedang rekaat yang keempat Musa bersukur karena senang hati nya mendapat perlindungan dari Tuhan. ltulah asal mulanya sholat Isak yang di lakukan oleh Nabi Musa.

 PUPUH11 
KINANTHI

01. Ada lagi suatu ceritera tentang asal mula adanya kotbah jum’at, bersabdalah kangjeng rasul : “hai para manusia carilah ilmu dari Allah yang maha mulia dengan empat hal.

02. Manusia diperintahkan agar tidak bermalas-malas, mengaji, murah dengan orang Islam baik laki-laki maupun perempuan dan juga tidak boleh takabur dengan sesama dengan orang mukmin, merendahkan diri kepada kangjeng Nabi.

03. Hal yang keempat cara mendapat ilmu harus dengan sungguh-sungguh mengucapkan lafal dan jangan sampai berhenti-hentinya.

04. Orang yang lapar merupakan pertanda bahwa mereka hatinya resah, untuk mendapat kejemihan hati itu diperintahkan oleh Tuhan agar semua mukmin setelah subuh tidak tidur sehingga hatinya menjadi kuat.

05. Juga diperintahkan agar tidak bertiduran setelah sholat asar, tetapi supaya menyempitkan akal, sebaliknya diperintahkan supaya segenap mukmin segera tidur setelah sholat lsak agar dapat bertambah sehat akalnya.

06. Bersabda pula kangjeng Nabi, supaya orang jangan kebanyakan makan, karena itu akan mengeraskan hati, hingga mata hati jadi gelap, kalau mengurangi makan orang akan terang mata hatinya.

07. Kangieng Nabi bersabda agar tidak menulis waktu hari telah malam sebab akan membuat orang pelupa, demikian juga dalam hal belajar mengaji.

08. Bilamana belajar yang belum diketahui, i lmu tersebut akan mudah hilang dari ingatannya, lebih baik mengulangi ilmu yang sudah diketahui agar tidak lupa, dengan demikian ilmu yang dicari tidak mudah hilang.

09/10/11/12. Sebagaimana disebut dalam hadist taksirah agar tidak menulis setelah asar karena menyebabkan sakit pada mata, sebaliknya saat itu supaya diperbanyak berdikir dan berdoa kepada Tuhan, kangjeng rasul bersabda : “siapa yang banyak salahnya akan hidup sengsara dan merana baik di dunia dan di akherat, orang yang hanya diani raja dan tidak ingat kepada Tuhan itu disebutnya setan, dalam kitab Al-Qur’an surat rabinas setan yang menyusup dalam hati manusia akan segera meninggalkan orang itu apabila sedang dibacakan dikir, dengan bacaan itu iblis cepat-cepat pergi, sebagai diceriterakan dalam kitab Juwahir bahwa iblis akan berlari dari anak cucuAadam masuk dalam badan seperti jalannya darah.

13. Ada kabar yang lain, manusia yang suka tidur, badannya tampak lesu, hatinya jelas kelihatan dan mudah dimasuki iblis hatinya, maka agar jangan suka tidur.

14/15. Dalam kitab Juwahir disebutkan, apabila orang terlalu kenyang setan pun mudah masuk dalam hati orang kenyang perutnya, sebaliknya apabila orang yang perutnya lapar, badannya tampak ramping setan tak dapat masuk ke dalamnya. Nabi bersabda, bahwa orang yang lapar waktu di dunia sebenarnya merupakan aural bakti kepada Tuhan.

16/17. Dalam kitab Juwahir disebut pula, bahwa orang yang lapar dan banyak bakti kepada Tuhan badannya menjadi lincah, menurut sabda Nabi sebagaimana disebut dalam kita mustahal orang yang serba baik dalam yang selalu beramal ditujukan kepada Tuhan, demikian juga baik dalam berpakaian tidak memalukan lafalnya, orang itu akan dikasihi oleh Tuhan dan dikabulkan segala keinginannya.

18/19/20. Wajib menjalankan sembahyang ada empat golongan : pertama, orang Islam, kedua orang yang Islam itu dewasa, ketiga wajib bagi orang yang berakal, keempat wanita yang telah Islam, dewasa, telah suci dari hait, merupakan kewajiban mengganti sholatnya bagi wanita yang sedang hait, bila telah dalam keadaan suci wajib perempuan tersebut menjalankan sholat, sahnya sholat antara lain dalam melakukan-nya perlu memahami ketentuan-ketentuannya.

21/22. Dalam kitab sitin disebutkan kewajiban sholat baik laki­-laki maupun perempuan yang telah baliq yang semula ada delapan be as menjadi dua ratus empat puluh empat.

23/24/25. Bagi mereka yang telah berumur 9 tahun tampak telah baliq, bila mereka telah keluar mani baik laki-laki maupun perempuan sesuatu pertanda mereka sampai pada kedewasaannya, mengenai hal tersebut dari dirinya keluar warna putih, lembut dan kering seperti tepung, lamun sira iku nora weruh ya sira tutura yen durung wruh satuhune, aja nyana sireku, abecike teka tireki bila anda ditanya dan anda tidak tahu, janganlah anda merasa mengerti, seyogyanya berterus terang bahwa sesungguhnya anda belum mengerti, sebaiknya anda berketetapan hati, bahwa jika anda menganggap baik sesuatu yang tiada melalui empat jalan, melalui dalil, hadis rasul, kiyas dan ijemak, anda akan menjadi kafir.



SERAT DARMOSONYA


® PUPUH 01 ®
DHANDHANGGULA

01. //Lamun sira iku den takoni / nora weruh ya sira tutura / yen during wruh satuhune / aja nyana sireku / abecike tekatireki / yen tan marga sekawan / dalil kadis rasul/ kiyas kalawan ijemak / yen anyana becik liyan marga saking / sekawan dadi kopar//

02. //Marganing asili tan liya sa king / dalil kadis kiyas lawan ijmak / kang maido kapir gedha / kalamun ana ngelmu / nora meta ing catur margi / yekti ngelinuning setan / singkirna den gupuh / kang wajib ginawe pejah / pan sekawan prakara yen kang winarni / iman tokid makripat//

03. //Ping pat Islam sampurnaning nenggih / ingkang iman punika pan ana / semara-kandhi pecahe / sanbayan tesdik iku / ana dene tegese tokid / tunggal lah aja sira / anyana ing kalbu / yen ana roro Pangeran / batik sira anyana among satunggil / kang agung tanpa sama//

04. //Pan wus kocap ing sajroning tapsir / luwili saking gegedlien ing dosa / wong aroro Pangerane / kapir mosrik ranipun / sampurnane kang ponang toki / aja sira rumangsa / ing dhirinireku / andarbeni polah-tingkah / aja sira rumasa yen duweni / pangucap lan paningal//

05. //Pangambu lan pamirsanireki / rupa saha yen titahing suksma / yen ana ta manungsane / kang rumangsa puniku / anduweni polah pribadi / pangucap lan paningal / pangambu pangrungu / rumasa ta dhewekira / kapir mosrik kadariyah iku dadi / langgeng aneng neraka//

06. //Tegese kang mahripat winami / nenggih waspada ing paningalnya / dating Pangeran jatine / yen sira ayun luhung / awas tingalira Hyang Widi / ngajiya kitab Durat / bayan tesdikipun / tegese Islam pan pasrah / ing Pangeran paraboting pasrah nenggih / angajiya ing kitab//

07. //Shitin-mIsa ilmu karat malih / sujak makali ibnu kajar / kunari anwar malihe / bayan patawi iku / istilapilmad abngajid / mutada lawan akrar / mustaal mahriru / samya kitab pekih ika / pan sadaya prabote pasrah ing Widi / caritane ing kitab//

08. //Kitab iniahol lan tashil / wajib wong mukinin samya ngajiya / sarap kalawan midkale / sagunging ingkang nahwu / mantek ngurul nungkayali sami / nahwu kinarya macah / akene tyisipun / wajib padha sembaliyanga / ing wong makmin tatkalanira ngabekti / tan kowang yen tall mangan//

09. //Wajib mangan sadayeki / ing sagunge rijeki kang kalal / mrih kuwata ibadahe / utawi ta pikukuh / ing wong Islam limang prakawis / dhingin maca sahadat / kaping kalihipun / asalat limang wedalan / kaping tiga asung jakat-pitrali nenggih /  ping pat siyam ramelan//

10. //Kaping limane pan munggah kaji / marang kakbatolah yen kuwasa / iya marang dedalane / lire yen darbe sangu / lawan padhang ingkang nyukupi / yen mangkat mantuk sira / lamun mangkaneku / wong Islam ameh kwajiban / angulati sandhang-pangan sangu kaji / kang betah sa king mekah//

11. //Jroning kitab subah sampun angling / nenggih sampurnane ingkang iman / wong ingkang semen kalbune / ngandel nern prakareku / ingkang dhingin ngadek Hyang Widi / lan ngandel malaekat / kang ping tiganipun / angandel ing kitab Kuran / wong ingkang ngandel ing Kuran iki / lan ngegungna ing Kuran//

12. //Litman asih ing Kuran wong mukinin / dadya asili ing kitab sedaya / duk ing Kuran sadurunge / tunggal lan Kuran iku / ping pat ngandel ing para Nabi / ngandel ding kiyamat / kaping nenemipun / ngandel pepesthening litah / andhap dhuwur gedhe cilik ala becik / pan saka ing Hyang Suksma//

13. //Wong angandel ing Hyang Suksma nenggih / asiha sira marang Hyang Suksma / ngegungena Pangerane / kalamun sira ayun / winales sihira Hyang Widi / anuta Nabi data / dadi to sireku / kinasihan ing Hyang Suksma / wong angandel ing Pangeran kang linuwih / waspada ing Hyang Suksma//

14. //Yen Pangeran iku pasthi urip / ing uripe tan kalawan nyawa / langgeng tan keneng patene / lan den awas sireku / yen Pangeran pasthi udani / ing rat Paramudita / kawengan sadarum / jroning Kuran angandika / sayektine Pangeran luwih udani / saosiking wardaya//

15. //Lan den awas sira dena eling / yen asih iku luwih kuwasa was agawe ngalam kabeh / lan kanane Hyang Agung / beda lawan kawula iki / lamun aria gawean / lawan karsanipun / lan den awas malili sira / lamun Allahtangala iku tan jisim / alus tan jisim wadhag//

16. //Jaline beda lan mantingseki / kawula pan sami jisim wadhag /  malaekat Jim lan Setane / kang sami jisim alus / lan den awas sireku malih / yen roh apas lan papas / tan apas lan opus / iku pan dudu Hyang Suksma / pan sedaya kinarya Bening Hyang Widi/ wong bodho kang satengah//

17. //Amangeran kang gumebyar mijil / saking kekonangireng makripat / den arani Pangerane / amikir rasa tuhu/ den arosa sira angaji / ing Durat raosena / mural maksudipun / lan den awas malih sira / yen Pangeran pasthi amyarsa ningali / mring alam samadya//

18. //Aningali pribadinireki / amiyarsa ing piyambakira / tan /wuta tuli jatine / sugih elmu Hyang Agung/ nora lawan akal Hyang budi / aningali tanpa netra / pamiyarsanipun / sayekti tanpa talingan / angandika Hyang Sukma datanpa lathi / tan lesan tan suwara//

19. //Nora lawan kurup linging Widi / nora kena/bisua Hyang Suksma / langgeng salaam-lamine / tan soda datan wuwuh / beda lawan kawula iku / gesang pejah sadaya / andhap nuli luhur / lara aNuh kepenak / asat agung kawula bubuhaneki / lan malihipun awas//

20. //Sipating Hyang tan ireng tan putih / datan pita tail dadu tan reta / tan wilis datan wangune / tan biru tan kadulu / lawan sira den awas malih / yen mungguhing Hyang Suksma / tan surem tan mancur / tan mencorong gebyar-gebyar / lan tan mambet gandane tan wangi bacin / tan apek tango nora//

21. //Pengus tengik tan kecut tan legi / tan karasa eca nora lara / tan adhem datan panase / tan suka datan wuyung / bedane lan kawula iki / lan den awas yen Allah / luwih saking agung / tan ana wekasanira / pangetane ngalor ngulon ngidulneki / ngandhap myang luhurira//

22. //Pasthi datan wekasanireki / para Nabi para wah samya / was ngupakat sadayane / yen tebir-lalatiku / miwah liyaning salat nenggih / Impal Allahuakbar/ Allah luwih agung / pan mangkana tegesira / lamun uwis nguningani gong Hyang Widi/ yen datanpa wekasan//

23. //Nuli sira anyanaa malih / sajatine Allah ingkang mulya / tan obah datan osike / tan kendel tan lumaku / sebab saking ganging Hyang Widi / lan sira anyanaa / yen Gusti kang agung / pasthi amor lawan sira / yen sira yun aningah ing Hyang Widi / tan nyakitana raga//

24. //Nadyan eleta segara wukir / sayogyane sira lampahana / jro kitab jubah wuwuse / tan wenang manungseku / tan nyakiti ragane amrih / kagungane ing donya / wenang manungseku / anyakitana saris / amrih awas ing agama dating Widi / sampumaning taruna//

® PUPUH 02 ®
S  I  N  O  M

01. //Nenggih kang awasta ngalam / bumi kasapta lan langit / asareng lan isinira / suwarga noraka sami / lohkalam alaskursi / sadaya saisinipun / liya Allahtangala / ya marmane den arani / ngelmu iku duduhananing Hyang Suksma//

02. //Anenggih bumi kasapta / lan kang kasapta wiyati / sadaya yen den selehna / ing kursiknira Hyang Widi / kang was kocap sajroning / kitab nenggih wiyaripun / ingkang bumi kasapta / ……………. kadya dirham pepitu stimeleh tanpah//

03. //Pasthi dene kaotira / dirham lan kapah gong neki / kocap kursining Hyang Sukma / yen den selehena malih / ingaran ing Sang Widi / lir siji-sawiji iku / neng ngara-ara jembar / tana makluk saudani / ing pinggire ngaras pana mung Hyang Suksma//

04. //Wikan pepinggiring ngaras / gegedhening alam nenggih / pan inggih ngaras punika / ingkang amawi pepinggir / kang wasta makluk nenggili / iya tunggala lain iku / warnane ingkang aran / jirim punika panunggil / ing alam myang kang aran inunkin ika//

05. //Apan iya alam uga / kabeh iku ngaral sami / sagung ingkang alam-alam / pan asipat ngaralsami / meneng kalawan inosik / lara lan kepenak iku / prihatin miwah suka / gumuyu deduka sami / ijo kuning biru wungu miwah pethak//

06. //Pan iku ngaral sedaya / amis bacin miwah wangi / sarupane warna rupa / kang gumebyar kang kumelip / abulasna sesame / pan sadaya ngaral iku / mung anane Hyang Suksma / kang dude ngaral sejati / dating mulya tan darbeni sipat kathah//

07. //Langkung katliali sipatira / pan datan kena winilis / langkung kedhik kang pinanggya / sipating Pangeran nenggih / ingkang kocap sajroning / kitap Dural mung rongpuluh / sipatira Hyang Suksma / wajib sakathahing mukmin / angajiya Durat bayan tesdik ika//

08. //Dadya awas ing Pangeran / sakathahing alam nenggih / pasthi amor lan Pangeran/ sajawining ala pasthi / paganane Hyang Widi / myang sajroning alam iku / pasthi Pangeranira / kang agung kang Mahaluwih / kasangganing lelumut aneng samodra//

09. //Sajawining lunut ika / jawing iku jaladri / salebeting lelumutnya / pasthine iya jaladri / malih ingkang winarni / iman ping kalih puniku / asiha ing malaekat / aywa na memisuh sami / ing malaekat apa ingkang karya udan//

10. //Lan karya kekayon samya / cucukulan saking bumi / sarta titahing Pangeran / sing sapa wonge kang asih / ing malaekat sami / wuwuh kandel imanipun / sing sapa sengit marang / malaekat mernaoni / tan anacat memisuh kawetu lesan//

11. //Dadi kapir wong punika / lan weruha wong puniki / warning kang malaekat /  kathah pan awarni-warni / ana darbe sawiji / kekalih sawijinipun / ana ingkang sekawan / ana tiga kang suwiwi / ana dada duta mring Nabi Muhkamad//

12. //Ana ingkang agung ngaras / ana ingkang angideri / ing ngarasira Hyang Suksma / ana ingkang aprihatin / ana nurunken warih / ana kang aniyub bayu / ana ingkang malaekat / kalane amecah wiji / saber wiji sawiji siji malaekat//

13. //Satetes kang paring udan / malaekatira sawiji / parandene nora sesak / done jisim alus nenggih / ana kang geret rawi / akathah malekatipun / ana aggeret rembulan / malaekate kathah malih / ana ingkang malaekat ngadek kewala//

14. //Ana kang rukun kewala / ana kang suju salami / ana kang warna manungsa / ana warna kewan sami / menjangan kebo sapi / menda onta kuda manuk / sagunging,  sato kewan / nenggih ingkang sami suci / kang den eba dening sagung kang malaekat//

15. //Langit kang karck winarna / jumerut ijo kinardi / langit ingkang kaping tri / kinten jene batalipun / kinarya kaping tiga / langit ping sekawan nenggih / pan salaka pethak nenggih kang kinarya//

16. //Langit ingkang kaping lima / masaru ingkang kinardi / langit kang ping nem winarna / inter pethak kang kinardi / pan sakathahing langit / tan kawarna agengipun / mung langit kang ping sa pta / agenge ingkang winarni / ingkang kocap lelampahan kawan warsa//

17. //Lawan kafili leksa warna / lawan gangsad warsa malih / langit kang sapta kinarya / cahya ingkang tan nenglahi / namane punang langit / ngarabiyan jenengipun langit kang luhur pIsan / sakathahe punang langit / nenggih kebek dening sagung kang malekat//

18. //Ana kang ngreksa manungsa / ana ingkang nenulisi / dosane mukmin sadaya / lan pangabektining mukmin / wonten malekat malih / nenggih kang manjing ing kalbu / ing kalbuning manungsa /  tatkala langgeng ing dikir / lamun matun dikir malaekate kesah//

19. //Nuli setan ingkang cegah / manjing kalbune wong mukmin / done kang saini punika / manungsa kalawan dikir / amaca Kuran nenggih / lan asalat saminipun / kang rasa andedonga / salameting para  Nabi / para wali myang para mukmin sadaya//

20. //Lawan kang puji-pujian / amuji subkanalahi / kitab akiya angucap / ingkang den arani drengki / sajatinira drengki / rupane pan kadi asu / neng kalbuning manungsa / punika ingkang ngadhangi / lamun ana malaekat bekta rahmat //

21. //Rahmating Hyang mahamulya / marang kalbuning wong mukmin / pun drengki pakaryanira / memurung rahmating Widi / marma den sami eling / drengki aja kongsi muntun / lamun drengki wus kesah / saking tyasing .manungseki / prapta malih malaekat kang bekta rahmat//

22. //Manjing kalbuning manungsa / ngandika kitab Juwahir / yen sira angrasa panas / prenahe ana ing ati / yeku setan kang manjing / pan bakaling setan iku / saking geni neraka / sumuking panas ing galih / pan anerus abrit ngatirah ing netra//

23. //Marmane ngatirah jenar / asale pan saking ati / kitab Juwahir carita / terus sa king Kuran nenggili / ing surat rabilnasi / lawan wentha sireku / malaekat sadaya / yen arupa sato enggih/ nora rupa asu kikik asu ajag//

24. //Lawan malih ora rupa / nienda celeng lawan babi / sekawan nika kang datan / pinindha raring malekati / satengah pandhi na angling / sing sapa wong Islam iku / ngundang asu lawan / ngundang ing celeng nenggih / ingkang tumut ngundang pan dadi wong kopar//

25. //Kutbahi jumungah angucap / sIsa tetilar sami/  ing salat limang wektunya / najine pan najising anjing / lan najise celeng iku / manungsa kang asalat / cegah aja bareng bukti / lan manungsa ingkang atilar ing salat//

26. //Iman ingkang kaping tiga / asah ing kitabing Widi / sagung kitabing Hyang Suksma / kang tinedhakaken maring / para rusuling Widi / satus – sekawan kehipun / kang dhateng Nabi Adam/  sedasa kitab pinaring / dhateng Nabi Sis seketnem kathahnya//

27. //Nabi Edris tigangdasa / kitab-saking ing Hyang Widi/ Nabi Ibrahim sedasa / jangkep sate kitab nenggih / kang sekawan winarni / kitab Toret kitab Jabur / kitab lnjil kalawan / kitab Kuran catur neki / kitab kKran catur neki / kitab Toret ingkang marang Nabi Musa//

28. //Jabur mring Nabi Dawudnya / Injil marang Isa Nabi/ Kuran raring Nabi Mukamad / sakathahing kitab nenggih / ingkang sami rumiyin / tan rusek parentahipun / tan salang-surup ika / pan wus mupakating tokit / kanabeyanipun pun rembag sadaya//

29. //Ngandika wali satunggal / aburaerah kang sami / utawi to wisma ingkang / kinarya dres Kuran nenggih / kang darbe dadya sugih / tan apatot kattiahipun arranging dalem donya / Lawan tinekanan maring / pra malekat setane niedaling wisma//

30. //Ana ing kadis tabsirah / Abu Urerali denya ngling / tan malih kang pangandika / wismaning kang para mukmin / kang tan kanggo anenggih / tilapat ing Kuran iku / ingkang darbe malarat / kedhik kapenedaneki / aneng denya matekate padha lunga//

31. //Setae ingkang padha teka / kang manjing wismane sami / tan malih wus acarita / ki Sahid kang putra Kabib / sakingjengira Nabi / sing saps wonge puniku / anglairaken rapal / ing Kuran lan sinung benjing / dhangan saking siksa tebih ing akerat//

32. //Lan andliapanaken benjang / siksane bapa tan bibi / sanadyan silih anaa / bapa babunipun kapir / andhapatiaken nenggih / siksaning bapa lan biyung / lan malih angandika / ki Abdullah ingkang siwi / Umar Ibnu sami mangkana lingua//

33. //Sing sapa amaca Kuran / sinungan dera Hyang Widi / aluhur ingkang darajad/ baya darajading Nabi / ngantos ing kanan-kering / mung knot lan sinung waliyu / bedane kang darajad / lan Nabi pan lair batin / wabyu lair wahyu batin pan sadaya//

34. //Tan biul apilin kitab / anggen lnanira anianggih / semune sampan mupakat / lan sukbah tabsirah kadis / yen Kuran iku yekti / luwili kautanianipun / iman kaping sekawan / wong mukmin pan arsa mukmin / marang para rusul Widi sadaya//

35. //Lawan asilia to sira / mring sakehing para Nabi / wajib amilang-milanga / ing kathahing para Nabi / satusewu gung neki / kang lawan patlikurewu / ginunggung pitung-jawa / kehing Nabi paksakethi / langkung kalihleksa lawan kawan-nambang//

36. //Satengah kaul pandhita / sadaya kang para Nabi / lan para rusul sadaya / gunggunge pan kalih-kethi / lan kalih leksa malih / langkungipun kawanewu / kinon angegungena / nanging iya nora wajib/ milting-milting para Nabi sadaya//

37. //Pan wajib amastanan a/ kehipun sawiji-wiji / kang mung wajib pracayaa / lan wajib asiha sarni / pan pasthi leres sami / ingkang para Nabi wau / lamun amaidoa / won ika pan dadi kapir / aja esak unine kitab satunggal//

38. //Atawa ing sakalimah / yen maidoa sireki / mernisuh angina-ina / geguyuwa sira dadi / kapir kawak sireki / sing sapa wonge puniku / memisuh ngina-ina / geguyu Nabi sawiji / myang malekat sawiji pan dadi kopar//

39. //Kapir kawak pan prasasat / amomisuh ing Hyang Widi / utawa para abiya / kang dadyang rusuling Widi / lire Nabi kang dadi / utusanira Hyang Agung / triwelas kathahira / tigawelas langkungneki / pan kalebet kang rong-kethi kalih-leksa//

40. //Kawanewu langkungira / warnanen kang para Nabi / kang sami darbe sarengat / nenem kathahe kang Nabi / Nabi Adam rurniyin / sinalinan Nabi ENuh/ Nabi Nuh sinalinan / sarengat mring Nabi Brahim/ Nabi Brahim sinalinan Nabi Musa//

41. //Nabi Musa sinalinan / sarengatira mring Nabi / Isa putranim Maryam / Nabi Isa den saline / sarengate mring Nabi / Muhkamad rosulolahu / langgeng sarengatira / jeng gusti rosullulahi / tanpa wekas praptaning dins kiyamat//

42. //Sigunge para utusan / Nabi katriyantun nenggih / lawane kang tigawelas / samya a lata ran nenggih / malekat Jabarail / saking Pangeran kang agung / apitutur sadaya / ing agama ingkang suci / tan manungsa lan jin den ajak mring swarga//

43. //Sarni leres andikanya / Nabi para rulus sami / rineksa dening Hyang Suksma / tebih saking dosa alit / lan dosa ageng tebih / pra Nabi kang dados rusul / samya manungsa lanang / mardika pan dede abdi / samya suci lawan dede beboyongan//

44. //Kang sinungan wahyu samar / lan sinungan wahyu lair / kadi ta jeng Nabi mungsa / sastanya mancar lir sari / lan tekenira dadi / yen binucal teksaka gung / kathah-kathah mujijat / pra Nabi rusuling Widi / saner-saner mukjijate warna-warna//

45. //Women ingkang luwih nistha / kocapiro kitab Juwahir / para rusul sami nistha / sami pekir sami miskin / trus kitab Lulbab muni / Nabi Suleman ing dangu / sugihira kalintang / nika ing dalem lair / ing batine anunggil pekir kang nistha//

46. //Wus kocap kadis tabsirah / Nabi Soleman ing batin / tan mantra-mantra kagungan / sring amor lan pekir-miskin / jroning kitab Juwahir / dhahare wrung apem jugung / kangjeng Nabi Suleman / aloma asill ing dasih / yen peparing dhahar ingkang eca-eca//

47. //Ingkang adi-adi samya / ingkang pinaringken dasih / ingkang dhinahar priyangga / kang tan eca-eca sami / kitab Juwahir angling / yen akarya wisma iku / sagunge wong kang Islam / yen inggil sasakaneki / lamun lang kung iya saking enem saka//

48. //Wus mupakat jroning kitab / Atkiya lawan Juwahir / manungsa kagengen wisma / yen ageng sanget pan dadi / pasek kang duweni / wonten sabda kang amuwuh / heh manungsa ta sira / karya wisma geng nglangkungi / dadi pasek heh satuhu pasekira//

49. //Lire kang ageng kalintang / iya sesakane inggil / langkung saking enem asta / sapa kang ngina srat iki / sayekti dadi kapir / buda ngareni wong iku / aja maido samya / sakathahe wong kang mukmin / batik padha peken rasane asmara//

® PUPUH 03 ®
ASMARADANA

01. //Angandika kangjeng Nabi / rosullolah kang mustapa / heh wong Islam sakabehe / sapa anglarani liya / marang mukmin satunggal / mangka prasasat wong iku / anglarani jeneng ingwang//

02. //Sing sapa nglarani sami / saksat nglarani Hyang Suksma / sapa kang nglarani wonge / marang ing Pangeranira / sinung lanating donya / prapta ing akeratipun / kadis tabsirah ngandika//

03. //Sing sapa wong Islam sami / nora welas ing sesaina / samaning wong inukinin kabeh / iku durung kinasihan / dening Hyang Mahamulya / tandhaning sinihan iku / yen asih sanianing Islam//

04. //Sing sapa yun katur mating / para Nabi ing sihira / lan ing para malekate / lawan ing para utusan / iya sira asiha / maring ing jeng Nabi rosul / mrung Amad ingkang Mustapa//

05. Sing saga asih ing Nabi / lawan ing para malekat / dadya sampurna imane / lan kinasihan ing suksma / kalawan wonge sapa / samya mirangaken iku / ing sapadha-padha Islam//

06. //Sasat mirangken raring Nabi / sing sapa wonge memirang / mring Nabi duta wiyose / sasat memirang Hyang Suksma / sing sapa amemirang / ing Hyang Suksma dadya sinung / lanat ing donya akerat//

07. //Sapa sengi ing pra Nabi/ dumadya kapir wong ika / lan malih sing sapa wonge / asili inarang wong ulama / sasat asih wong ika / dhateng kangjeng gusti rasul / dadya asih ing Pangeran//

08. //Sing sapa asili wong mukinin / dadya asih ing ulama / lan asih Nabi dutane / kangjeng rasul angandika / sing sapa asih marang / wong alim sawiji iku / dadya sengit jeneng ingwang//

09. //sing sapa sengit ing mami / dadya sengit ing Pangeran / tiba naraka badhene / utawi sampurnanira / wong asih ing sasama / pan arsa asili wong iku / marang wong kang kinasihan//

10. //Droning kitab Subkah muni / kangjeng Nabi angandika / neng kitab Mustahal gone / utawi wong kang ulama / rata saking Hyang Suksma / angratoni jagad tuhu / lan sapa wong nganiaya//

11. //Ya marang wong ingkang alim / dadi rusak dhewekira / jroning kitab amiraos / lair ya ngulu modin ika / wong alim pan kinarya / andel-adeling Hyang Agung / ana ing sabumis alam//

12. //Tan amor pIsan wong alim / lan panggawening satriya / punggawa lawan mantrine / amIsab lan para nata / iman kang kaping lima / padha ngandela wong iku/  ing benjang dina kiyamat//

13. //Kawula pall mati / bumi langit pin rinusak / mung swarga lan nerakane / iku kang nora rinusak / lawan sarisinira / pasthi karsaning Hyang Agung / tengere bareng kiyamat//

14. //Yen srengenge medal saking / kilen unculing raditya / surup mangetan parane / prapta ing dina kiyamat / sami kaget sedaya / sakeh makluking Hyang Agung / dene sangeting prakempa//

15. //Lindhu gonjing lir binanting / asanget kang angin-topan / neng, awang-awang sumerot / arga sontarung samyarga / lintang runtuh lir udan / binedhahan langit pitu / jagad kadya inginteran//

16. //Carita kiyamat benjing / pratelane aneng kitab / Makdinil makluk-malile / tapsir iksan kamil ika / wusnya pejah sadaya / manungsa jim setan iku / miwah malekat sedaya//

17. //Bumi langit wus sirnanting / Allah tangala ngandika / iya lawan pribadine / saga malih kang wisesa / tur jutnencng narendra / luwih mulya luwih agung / jumeneng tanpa sesame//

18. //Pan den sauri pribadi / iya among jeneng ingwang / ratu kawasa kinaot / agawe pejah lan gesang / wau kang sami pejah / den uripaken sadarim / dening ingkang Mahamulya//

19. //Para mukmin samya manjing / ing suwarga tur sirwendah / langgeng sadaya enggone / wimih bagus a nom samya / kocap sajroning kitab / Sanusi Muntabakirun / wong inukinin aneng suwarga//

20. //Asuka-sutra angenting / bebeksa sakarsa-karsa / dene wong kang kapir kabeh / samya menjing ing neraka / langgeng saya alara / wong mukmin kang pasek iku / kawratan sarnya siniksa//

21. //Kira-kira dosaneki / yen sampan kinira-nira / pinanjingken sawargane / mukmin sawiji siniksa / ingkang tinilar salat/  kitab Lubab satus taun / …………….//

22. //Tilar wektu lima dadi / siksane pancatus warsa / angling pandhita saweneh / sewu taun siksanira / tilar wektu satunggal / wektu lima limangewu / taun dadi siksanira//

23. //Iman kaping enem nenggih / padha sira angandela / untung alawan becike / kapir Islam sugih nistha / saking karsaning Allah / Pangeran kang mahaluhur / yen nalikanira karsa//

24. //Akaya ing umat kapir / sinambi sirwi deduka / benjang lan kaya Islame / sinasambi sukarila / marma lahur wong Islam / sing sapa nyana wong iku / kapir Islam dadi dhawak//

25. //Wong puniku dadi kapir / aran kapir kadariyah / dene kang aran sirahe / iman pan dikiring Allah / la ilaha illalah/ Muhkamad rosullolahu / kang aran kalbuning iman//

26. //Amaca Kuran sartaning / uninga ing maknanira / lawan apik wewacane / kang aran uteking iman / rosy denya dedonga / anedho sihing Hyang Agung / ing dalu mutwah raina//

27. //Sihing Hyang kang marang mukmin / sadaya manggiha arja / jro kitab Subkah wuwuse / aja sira aweh salani / miring wong tinggal salat / mring wong minum arak iku / aja anauri sira//

28. //Kocap jro kitab Juwahir / anenggili uteke iman / ihdinas siratal kuwe / prapteng wekasan patekah / lawan malih kang aran / neptuning salat winumis / punika niyating salat//

29. //Niyat punika anapti / marang panggawening salat / sarohing salat wiraos / pan takbir Allahu akbar / tegese pan mangkana / Allah ingkang luwih agung / pinjingna lan lapal Allah//

30. //Gebugena ingkang alip / ingateni kang lapal Allah/ tasjiden lan malihe / eliene lan cendhakena / udekna lapal akbar / ya kongsi kaselan iku / sarana tekbiring salat//

31. //Dipun kongsi amiyarsa / ing talinganta priyangga / aja ambalik tekbire / den nuli sing lapal Allah / marang ing lapal akbar / aja kaselanan iku / dene kaliniah kaliyan//

32. //Nanging kekawenangneki / sethitilik yen kaselanan / apa mengkene lapale / Allahul jalimul akbar / iku pan tan ngapaa/  aliping lapal winuwus/ alip taplul ingkang nama//

33. //Nenggih tegese kang taplil / Allah luwih agungpIsan / yell uwis luwih gedhene / nenggihanyanaa sira / yen ing jero lan jaba / iya pasthi gusti iku / kadi lumut neng segara//

34. //Den pasthing ing lapal takbir / ywa anganggo Allahu Akla / lan aja lapal liyane / utawi ta ingkang aran / nenggih sirahing salat / amaca patekah iku / lawan bismilahe pIsan//

35. //Dawa cendhak den patitis / lawan tasjiding patekah / dipun pratela kathahe / patbelas lan malihira / aksara kang apanjang / pitulas pan kathahipun / madlajam lapal alimnya//

36. //Tigang alip panjang sarni / ele-elat panjangira / sami lan alip pine trine / pandhita setengah mojar / wong lunga lip panjangnya / lan tesjid mating lam iku / lan den apik maca tahyat//

37. //Tahyat akir lan den apik / maca slawat atasira / ing kangjeng Nabi dutane / den apik salam kang awal / dene balunge salat / nengguh rukuk lawan sujud / dene jasat ingkang salat//

38. //Tumaninah dening malih / kang aran tengahing salat / pan taliyat akir dununge / sukuning salat winarna / salam kang dhingin ika / jenenging salat winuwus / wiwit tekbir prapteng salam//

39. //Tegese jeneng winarni / iya aran iya asma / kalawan malih tegese / anenggih ingaran salat / nedha rahmating suksma / lan apuntening Hyang Agung / kitab Juwahir ngandika//

40. //Uteke unan winarni / bahladinas siratal ika / tyasing surat patekahe / kang aran oyoding iman / aja sira rumasa / andarbeni barang iku / amung titahing Pangeran//

40a. //parerenan iman nenggih / parerenan iman nenggih ……………., ……………. / aratib taraweh tangan / lan malih ingkang aran / wewurungu iman iku / asalat sweat sedaya//

41. //Sasampurnaning salat wajib / yen salat telas sadaya / nora sah salat senate / lamun misih sugih kala / yen dereng kasauran / kalane sadayanipun / salate sonar ora sah//

42. //Dosa kang gedhe winarni / janma kang atilar salat / lawan anginum sajenge / lawan nora angsung jekat / lan janma kang ajina / lan amngan riba iku / lan manungsa totohan//

43. //Lan bobegal sami mukmin / merna ling lan ngobong wisma / nora siyani ramelane / tan minggahkaji mring mekah / yen kuwasa ing marga / lan manungsa aneh iku / anjimak dubuting garwa//

44. //Atawa liyaning rabi / wanodya atawa priya / ngandika putra ngabase / dosa-ageng kang winarna / pitungdasa kang kocap / ing tabsir lan kutbah-iku / kang aran wong mukmin ika//

45. //Ingkang pasek anglakoni / dosa ingkang ageng pIsan / dadya pasek ing samane / saderengira atobat / sarat walling tobat / nedya atilar ing kalbu / aywa amasuli dosa//

46. //Lan wong ingkang anglakoni / ing dosa alit sadaya / anetepi salamine / dadya pasek wong punika / saderenge sru tobat / anengoili malih kawuwus / sajroning kitab Adkiya//

47. //Sing saga wong akardi / wisma luhur sasakanya / saking rem asta yen luwih / dadi pasek wong punika / sabab gorge kang wisma / ana kang angundang besuk / mangsanedina kiyamat//

48. //Heh pasek-pasek sireki / retuning pasek to sira / dadya yen kaya mengkono / pasek sanget manungsa kang / kagengen ingkang wisma / angandika kangjeng rasul / sajroning kitab Ahya//

49. //Rembag lawan kitab Sitin / wajib sakehing wong Islam / jalu kalawan estrine / perlu padha ngulatana / ing ngelmu agameslam / pangandikning jeng rasul / kang sinungan sill nugraha//

50. //Tatkalane angemasi / ratu Islam kang ualama / gempal bumi ing donyane / saniya alara karuna / langit melu sungkawa / karuna saisinipun / samodra myang iwak-iwak//

51. //Nyuwunken ngapura sanji / ruing gusti sang mahamulya / rnyang manuk-manuk sakehe / ingkang ana ing awiyat / samya maca istipar / pangandikane jeng rasul / wong mukmin padha ngajiya//

52. //Lamun uwis dadi alien / mangka dadi sugih sira / lan dadi bagus ing tembe / kitab Ahya sampan rembag / lawan kadis tapsirah / pangandikane jeng rasul / pesthi aleres sadaya//

53. //Lamun ana wong misuhi / marang sawiji ulama / padha lan wong amemisoh / marang Nabi pitungdasa / dene wong mukmin ika / atilar salat sawetu / siniksa benjang ing wuntat//

® PUPUH 04 ®
P A N G K U R

01. //Sates taun siksanira / manungsa kang tilar wektu sawiji / jroning kitab Lulbab iku / women malih wirayat/  ing pandhita sewu taun laminipun / atilar wektu satunggal / siksane benjang ing akir//

02. //Sakathe kang manungsa / jalu estri kang sami kapir-kapir / langgeng neraka genipun / ……………. / ejim jalu jim estri kang padha kupur / sami langgeng neng neraka / wong kapir satruning Widi//

03. //Miwah jin kapir sadaya / iya sami dIsatru ing Hyang Widi / lan malih Allah anyatru / setan langan wadonya / jroning Kuran surat Bakarah muwus / Pangeran kang Mahamulya / sayektine luwih asih//

04. //Mring kang mukmin sadaya / luwih malih asanget sihing Widi / mring wong kang ulama iku / luwih sengit Pangeran / mring wong mukmin kang pasok sadayanipun / asanget silting Hyang Suksma / mring mukmin kang ngekas sami//

05. //Jan sanget sihe Hyang Suksma / marang ingkang wong mukmin ngampra sami / jan para Nabi winumus / kang sanget kinasihan / kabibullah Nabi Mukamad jiNuhung / Nabi Isa Nabi Isa / Nabi Nuh Nabi Ibrahim//

06. //Miwah pra rasul saday a/ para Nabi pan samya den kasihi / myang duta sekawan iku / ingkang para malaekat / Jabarail Mikail Israil iku/ ljrail sekawanira / samya kekasihing Widi//

07. //Lan malih sabat sekawan / Abubakar Umar Usman Ali/ kinasihan ing Hyang Agung / lawan malih Hyang Suksma / lang kung asih mring wong mati sabil iku / jan mati salad sedaya / miwah ingkang para Nabi//

08. //Sadaya pan sami bengat / rosa dikir jan salat tahjud nenggili / ing siyang kalawan dalu/  tuwin asalat luka / lang kung asih mungguh Pangeran kang agung/ wong mukmin kang samya ekas/ langkung sihira Hyang Widi//

09. //Kang sugib elmu tur rosa / angabekti ing Hyang kang Mahaluwih / angluwihi manungseku / kang mati sabilolah / aneng rasa ingapura dosanipun / kitab Lul bab was angucap / manungsa mukmin kang alim//

10. //Langkung sanget pangrusaknya / marang setan eblis samya prihatin  tinimbang manungsa sew u/ kang bodho-bodho samya / tur kang padha rosa ngabekti Hyang Agung / maksih sanget pangrusaknya / manungsa mukinin kang alim//

11. //Jeng Nabi data ngandika / manungsa kang padha rosa adikir / la ilalia illahu / Mukamad rasulolah / pan iku luwih / ing utamanipun/ tinimbang lan prang sabilan / kitab Lubab muwus malih//

12. //Wong mukmin kang rosa maca / ya bismihi rahmani rakimi / elit setan lebur rakimi / kadya timah sinangan / ing pawaka kitab Kuran was amuwus / lah aja angucap sira / ing manungsa mati sabil//

13. //Aja sira rani pejah / balik sami urip rohe pan manjing / neng sajroning telihl manuk / manuk ijo kang warna / lincak-lincak aneng sajroning suwarga gung / jro kitab Daka angucap / rohe wong kang sami mukmin//

14. //Tunggal neng jro telih genya / pan telite peksi peking kang sami / lincak-lincak neng swarga gung / kitab Sukbah angucap / sampurnane ing wong aprang sabil iku / angucap ing kalimah kak / ing sandhinge ratu jair//

15. //Endi aran kalimah kak / kadis dalil kiyas ijmak puniki / kadis tapsirah amumus / kang mangka gustinira/  ing mati sahid kang ngucapken iku / kang kalimah kak ngarsanya / ingkang ratu-ratu jair//

16. //Tegese jair punika / ratu ingkang melempeng caking adil / akarya sakarsanipun / nyimpang ing kukum barak / amateni durung bener kukumipun / kitab Nukayah angucap / sor-sorane pati sabil//

17. //Manungsa malebu bengat / rosa salat lawan rosa angaji / dikir rosa dedonga iku / andongakaken wong Islam / rahayuwa ing donya akeratipun / kangjeng Nabi angandika / heh sakehe uniat mami//

18. //Sing saps asalat luka / ing nalika dina Jumungah nenggih / sadurunge wayali bedhug / ingsekawan rekangat / rakangat kang dhingin wewacanipun / patekah kaping sedasa / surate palak winarni//

19. //Pan iya kaping sedasa / surat binas kaping sedasa malih / surat kula ping sepuluh / ayat kursi pan iya / ping sedasa rekangat kapindhonipun / tan sanes lan ingkang awal / wewacane ayatnehi//

20. //Rakangat kang kaping tiga / ping sekawan tan prabeda pan tunggil / wewacane ayatipim / janma kang duwe kala / ingkang asalata sunat-sunat iku / sampuning salani amaca / astapirolah war ngalim//

21. //Ping pitung puluh kalwanya / amaca subkanalah anunggil / iya kaping pitungpuluh / tumuli amacaa / subkanAllah walkanidulilahi iku / la kawala-wala kuwala / illabil aliyie alim//

22. //Walemi telase mangka / angandika Nabi rasullolahi / ganjarane salat iku / pinadhaken wong ika/  apirang sabil iya ping pitungpuluh / kang pejah ing / rananggana / lan pinadhakaken malih//

23. //Ganjarane wong punika / pada ganjarane Nabi Ibrahim / mangka nuli wong puniku / pirepatan margannya / malarat tan pekir binukaken iku / mlarga sugih lawan mulya / pitungpuluh kajatneki///

24. //Kajate duk aneng dunya / lawan pitungpuluh kajating akir / tinekan dening Hyang Agung / apa kang dadya kajat / sikir pitungpuluhhewu miwah telu / ing wong asalat iku//

25. //Kangjeng rasul yen ngandika / pasthi sidik bener pan ora sisip / ngandika malih jeng rasul / sing sapa amhawula / mring wong alim angasorken raganipun / awarali ngalap ngelminya / supaya antuk lan kanthi//

® PUPUH 05 ®
K I N A N T H I

01. //Pitung dina laminipun / pinadhaken angabekti / ing liyang pitungewu warsa / ginanjar dera Hyang Widi / ganjarane kang sadina / padha tan wong mati sabil//

02. //Mati sahid kaping sewu / kang pejah aperang sabil / aneng madyaning ranggana. punika ganjaraneki / asuwita ing ulama / kewala among saari//

03. //Mangkana malih winuwus / sampurnane wong kang alim/  iku kang ngaku narendra / kitab Binayah wus angling / lawan kitah mainalingah / sapa nganoraken ragi//

04. //Mring wong sugih-sugih iku / ilang neng pratigan nenggih / mungguh igamane Islam / kitab Adkiya wus angling / ala-alaning ulama / kang saba wismeng priyayi//

05. //Kang tanpa angarah ngelmu / ing tabsirah wus amardi / becik-becikin narendra / punggawa satriya mantra /  kang perak lawan ulama /  kang manut ngelmu agami//

06. //Tapsirah caritanipun / wong a lim iku pan dadi / andel-andeling Pangeran / aneng saluhuring bumi / kang tan amor lan narendra / satriya punggawa mantra//

07. //Angandika kanjeng rasul / sagunge kang para mukmin / ajana amangan sira / ing limang wismeku dadi / oleh kang ran jenengira / ingkang dhingin aja bukti//

08. //Wismaning wong tinggal wektu / lan aja sira abukti / jro wisma ana wayangnga / rerupan kang tan duweni / ……………. / …………….//

09. //Nyawa pindha-pindhanipun / lan malih aja abukti / wismane wong mangan riba / lan aja abukti malih / wismane wong mangan arak / tinemu ana ing pekih//

10. //Kang awas ta riba iku / kadas bidayah wus angling / sapa ngenoraken raga / mring wong sugih donya nenggih / saingga later asaba / neng jumbleng tan wande ugi//

11. //Atularan tinja mambu / kitab Adkiya wus angling / sapa arsa warek dunya / dadya sor darajadneki / kitab Mustahal ngandika / wong alim kang kuwat nenggih//

12. //Nglampahi bidayahipun / dadya rata ing sabumi / ahyan gulumudin ika / memper mustahal kitabin / pangandikaning ulama / kang pisah lan jalma nenggih//

13. //Dadi andeling Hyang Agung / ing dalem sajagad bumi / yen asalat bar Jumungah / ngandika susunan adi / iya kangjeng rasullolah / wong nistha san.oet puniki//

14. //Celah pangabektinipun/  wiranging manungsa nenggih / papaes mungguhing Allah / ing dina kiyamat benjing / kitab Mustahal carita / angandika kangjeng Nabi//

15. //Mukamad ingkang rinasul / utami Allah sejati / asih raring pekir melarat / lan sanget denya ngabekti / lan rumeksa maring ayat / tyasira ywa kongsi nilib//

16. //Kitab Adkiya ammus / sapa ingkang anglakoni / kang gegampang makruh ika / siniksa benjang ing akir / wekasane dadi karam / lan sapa gegampang malih//

17. //Nglakoni karam puniku / siniksa wekasaneki / dadi kapir wong punika / tumiba angarak kapir / gegampang panggawe karam / kinarya kalal upami//

18. //Kadin atbiya amuwus / miwah kadis insan-kamil / mupakat lan kadis subkah / awone para ulami / kang aseba ing pra nata / ing satriya para mantra//

19. //Angandika kangjeng rasul / jroning mustahal kitabin / wong apik pangabektinya/  wong punika apan dadi / minangka gustining amal / apiking sandhang lan bukti//

20. //Lungguli wirang namanipun / tinggal kang asamar nenggih / aja tineta Hyang Suksma / nora angleraken enggih / ngamalikah polahira / tatapi Allah ningali//

21. //Ing apike tyasireku / lan badanira sayekti / Nabi malih angandika / sing sapa gumuyu belik /  gumuyu suka neng dunya /  neng akerat dadi nangis//

22. //Wong warek aneng dunyeku / neng akerat dadi ngelih / kadis mustahal carita / satuhune wong kang ngelih / kinasilian ing Hyang Suksma /  wong gadhah murka dunyeki//

23. //Pan dadi kekasihipun / ing setan kalangkung asih / Nabi malih angandika / wong ngelih aneng dunyek i/ dadi tuwuk ing suwarga / wong ahlul kakekat angling//

24. //Wajib wong mukmin sadarum / nembah ing wong catur siki / sawiji ingkang sinembah / iya ratu ingkang adil / nembah bapa lawan biyang / kaping pat nembah wong alim//

25. //Ingkang temen ngelmunipun / jroning kadis anwar angling / wong alim iku pan dadya / ratuning Allah neng bumi / sapa tumiba niaya / rusak ing dunya myang akir//

26. //Kadis mustahal amuwus / sapa kangsinau ngaji / pinadhakaken wong ika / salate sewu rekangati / ingkang memuruk wong ika / pinadhakaken ngabekti//

27. //Ing Pangerane sewu taun / kadis jubat mangkya angling / nora wenang wong kang Islam / nyakiti ing raga amrih / kapriyayen aneng dunya / nanging wenang wong kang mukmin//

28. //Anglarani raganipun / amrih ing elmu gagami / sawarsa wuwuh alimnya / tan lawan geguru jalm i/ den arosa atelapa / atilar sandhang lan bukti//

29. //Nalika nyandhang buktiku / kinarya sangu ngabekti / nyamping lan rasukan jubali / dhesthar sebe ali-ali / selaka kehe bobotnya / rinakeni among satali//

30. //Tan ngilangken rasa iku / tigang prakawis winumi / amuwuhi ingkang palan / amari groyok laneki / ingkang dhingin maca Kuran/  sesukur makaping kalih//

31. //Siyam sunat kaping tefti / kadis tabsirah wus angling / lan kadis Juwahir ika / utawi wong pekir-pekir / kang ora tapa ing dunya / nanging sabar ingkang kapti//

32. //SuKuran sakaliripun / kumandel rila ing Widi / luwih caking wong atapa / sihira Hyang Mahaluwih / wong kang memuruk punika / ing elimu agama suci//

33. //Kang soroh ing ngelmunipun / mring wong bodho-bodho sami / tan adol ing elmunira / kang nora lobs ing pamrih / yeku kalangkung sinihan / ing Hyang kang amahaluwih//

34. //Ing dina kiyamat besuk/  wong puniku dadi gusti / atut dadi rerapekan / ing sagunging para mukmin / sakwehning ulama samodra / lan seksi peksi wiyati//

35. //Samya nedhaken puniku / pangapura ing Hyang Widi / lan malekat kiraman / nedhaken ngapura sami / yen wong memuruk punika / kang oleh benduning Widi//

36. //Wong kang adol elmunipun / aloba-loba murka mrih / ing benjung kenendhalenan / kendhah neraka api / mukmin kang sami siniksa / kang sami dosa ing nguni//

37. //Sami dhingin mentasipun / saking salebeding api / wong alim kang asal duka / kang memuruk adol elmi / mentas kari temahira / kadukan tan antuk manis//

® PUPUH 06 ®
DANDHANGGULA

01. //Acarita jronjnq tapsir akir / tuntasing mukinin ingkang siniksa / kang sanget doseng donyane / oleh rong alam iku / nulya mentas wekasaniki / samya manjing suwarga / rong alam satuhu / bumi langit praptanira /  ing wekasan dina kiyamat ing benjing / iku aran sangalam//

02. //Wus atutuk kalih rigulam nuli / angandika Hyang kang amahamulya / wong ingkang kapir sakehe / ajana kang anjaluk / mentas saking neraka api / jinni kang kasab kalal / duk ing dunyanipun / kabutuh ing sandhang-pangan / lan sanguning mring mekah amunggah kaji / iku luwih utama//

03. //Angandika jEng Nabi sinelir / kadis tapsirah ingkang amarah / perluning wong mukmin kabeh / angulatana ngelmu / ing agama rasullolah iki / jalu lawan wanudya / kadis ahya muwus / najis sakathahing Islam / jalu estri angajiya sahwu sami / ngajiya bangsa arab//

04. //Mrih weruha ing basa agami / sumerepa ingkang basa arab / jro kitab dahel delinge / wus kocap sajronipun / tepsir surat asra menget i/ lan jro kitab Anwar / wajib wong mukminun / anembah ing wong sekawan / dhihin bapa lan biyang kang kaping kalih / kang Islam karo pisan//

05. //Kaping tiga rata ingkang adil / ya ta angandika kyai Ahman / kang aran ngadal ing lire / manungsa Islam iku / sasurude jengira Nabi / manungsa kang atobat / saking dosa agung / lan saking dosa lit ika / ingkang sanget atobatira Hyang Widi / anetepi ibadah//

06. //Lawan rahab den ira nglakoni / kehing sunat sa king rasullolah /  iku kang adil mulkade / kaping sekawanipun / wong alim kang sanget denyalim / kang sanget mrih ing siksan / nira Hyang kang Agung / dadya manjing ing bidayah/  sukbalitanhit jawahir lan insan-kamil / lawan kitab atkiya//

07. //Pangandikaning Hyang Mahaluwih / jroning kitab Uddi dhawuhira / heh sagung wong Islam kabeh / ……………., ……………. / aja ta asih sira / lan aja pitambuh / mring wong kang agawe dosa/  jroning kitab insan kamil sainpun angling / manjing naranalala//

08. //Wong tan open duk aneng dunyeki / mring wong bodho-bodho ingkang dosa / atawa sira pamane / rila mring pakaryeku / wong kang dosa tembahaneki / benjang dina kiyamat / ……………./ ……………. / nora oleh tulung sira sahib bening/  tan open duk ing,  dunya//

09. //Jroning kitab tapsirah wus angling / wajib wong mukinin padha ngajiya / ing sahwu basa arabe / karana Islam iku /  supaya sruba agami / usul pekih carita / wong salat puniku / wong Islam kang sanget pisan / ing bodhone patehe nora bangkit / nyang amaca surat//

10. //Kang sami lan patekah tan bang it / yen tan bisa malih amcaa / surat ing Kuran sakehe / dikira bae iku / kira-kira dikirden kongsi / padha lawan patekah / esah salatipun / saking murahing Pangeran / lamun ora bisa dikir sireki / angadega kewala//

11. //Lan menenga kewala den sami / suwene lan amaca patekah / -esah wong ika salate / saking murah Hyang Agung / angandika jengira Nabi / sarehning wong ulama / luwih utameku / tinimbang lan salat ingkang / bodho-bodho utama turuning alim / yen sarta dikiring Hyang//

12. //Angandika jeng Nabi sinelir / utawi wong ulama sadaya / pan dadi andel-andele / ing Hyang kang Mahaluhur / salagine kang para alim / tan amor ing wong kathah / lamun sira ayun / pakenak ing atinira / adikira kang akeh yen sira apti / pakekank ragan ira//

13. //Anyepiya sira lamun uwis / salat bar Jumutingah la wong kathah / wonten malih caritarie / ingkitab asalipun / pun Nabihat ingkang pinethik / jeng Nabi awas dika / pan iya sapuluh / prakara manungsa ingkang / nora tina rima sa’ate nenggih / kang dihin wong kang salat//

14. //Kale iya nora anglakoni. /salat bar Jumungah lan wong kathah / dene ingkang kapindhone / wong kang salat puniku / kale iya nora nglakoni / asung jakat wong ika / kaping tiganipun / wong kang purun dadi imam / ingkang maknum sadaya padha kasengit / dene kaping sakawan//

15. //Wong tetekon ingkang minggat saking / gustine ika kale wong Islam / dene kang kaping imane / iya wong kang anginum / sajeg nora katrima malih / kaping nem wong wadon kang/  mati lakinipun / lakine wong Islam ika / maksih runtik dena tinilar ngemasi / salate nora esah//

16. //Ping sapta wong wadon salat iki / makmun miring wong lanang kawula / wong wadon warni kalire / pan iya nora makmun / wong kang lanang mardika sami / kaping wolu narendra / kang jahir puniku / sing sapa mangan riba / ping sapuluh wong salat kang nora bang kit / nyegah panggawe doso//

17. //Lan wong lanang sawiji kang maksih / anglakoni ing panggawe jina / nora katrima salate / tan olih ngapureku / malah-malah wuwuh atebih / wonten malih kang kocap/  kitab kang amuwus / nenggih saking kitab Sukbah / salat limang wektu sasat sira iki / adus kungkum bengawan//

18. //Kaping tiga sadina saweng / pasthi ilang najise wong ika / dadya lebur sadosane / sarta patobatipun / wonten to pandhita kang angling / kang dhingin manjing swarga / wong kang awal iku / sareng manjing waktunira / lajeng salat tan ngakirken wektuneki/  naraka-wel winarna//

19. //Apan dadi siksaning wong mukmin / kang angakiralien neptunira / jroning Kuran caritane / muni kang suratipun / warahe to mangkata malih / naraka-wel punika / dadya siksanipun / wong ngakirken wektu tiga / lan wong ingkang padha riya-riya sami / wong kurnet sinilihan//

20. //Sami-samining wong padha mukmin / siniksa ing naraka-wel ika / kitab Juwahir wuwuse / sayektining Hyang Agung / tan ningali ngamalireki / myang polah tingkahira / ya mung kang dinulu / dera Hyang kang Mahamulya / mung sucine atinira adoh saking / riya kibir sumegah//

21. //Yen niamgkono katarima ugi / yen tyasira tan buru aleman / tan sumengkuh keh rigarnale / kawruhana sadarum / mukmin lanang lan mukmin estri / sahadating sakarat / lelima kehipun / pesthi tinemu punika / wong sakarat lamun sira aningali / ing cahya kang lelima//

22. //Yeku ngalamat pupating wiji / tannin durung wong iku tumingal / ing cahya kang lelimane / maksih dawa kang umur / warnaning kang cahya limeki cemeng abrit lan jenar / ijo putih iku / lamun aningali cahya / ingkang cemeng aglis amacaa nuli / la iaha illalah//

23. Nora nana Pangeran mungwiddhi / lawan Mukamadan rasullolah / utusaning Hyang Agung / cahya ingkang cemeng puniki / nenggih cahyaning setan yahudi / nuli sira macaa//

24. //La ilaha alallalah malih / hu hu hu pan tegese mangkana / nora nana Pangerane / among Allah puniku / ya Pangeraningsun sejati / yen aningali sira / kuning cahyanipun / punika cahyanipun setan / setan nasa rani arane annuli / age sira macaa//

25. //La ilaha alallalah malih / hu hu hu pan tegese mangkana / nora nana Pangerane/  lamun ningali sira ijo cahyanipun / punika kang darbe cahya / Jabarail nuli amacaa sireki / mangkana kang winaca//

26. //Takabalahu lawan malih / hu hu hu pan tegese mangkana / muga narimaa mangke / Allah kang mahaluhur / ya ing iman nama puniki / hu kang kaping tiga / tegese ya iku / ya iku ya hu ingkang / amurbeng rat karya saliring dumadi / priyangga tanpa rowang//

27. //Lamun eling sahadat puniki / ing nalika cahya ireng ika / mati mukmin pasek rane / lamun mati wone iku / ing sahadat kang kocap iki / ing cahya ireng uga / kapir patinipun / aran kapir jahiliyah / poma-poma den rosa padha adikir / mengeta aywa lunga//

28. //Lamun eling ing sadat marengi / cahya abang wong mati / mukmin-ngam yen lali ing sahadate / iya kang kocap iku / dadya mati kapir yahudi / samya dipun prayitna / wong Islam sadarum / den rosa maca salawat / lamun eling ing sahadat nalikaning / cahya kuning katingal//

29. //Iya iku mati mukmin kasi / lamun lali iya ing sahadat / sahadat kang kocap kiye / mati kapir wong iku / ing kapire pan nasarani/  den aprayitna sira / dikir ing Hyang Agung / lawan ing Nabi Muhamad / lamun eling ing sahadat cahya wilis / yaiku ingaranan//

30. //Mukmin kasul kasi patineki / lamun lali wong iku sahadat / iya kang kocap kiye / mati kapir wong iku / kapir karamiyah namaneki / marmane den enget sira / Hyang Agung katungkul / kamukten dukan eng donya / gawe lali coring sakehe pangabekti / parlu sunat tinilar//

31. //Lamun ana wong iku ningali / maring cahya kang alangkung pethak / Nabi Muhkamad wastane / nuli macaa iku / hu hu pan tegese menggin / ya iku ya iku ya / iku ya Allahu / lawan ya iku Muhamad / pama tesmak den nggo ngaji Kuran nenggih / tesmake tan katingal//

32. //Lamun ana wong iku ngemasi / aningali cahya lang kung pethak / lewih sampurna patine / pasthi eling wong iku / ing sahadat kang kocap iki / karana kang mangkana / pasthi wali iku / lawan maliyek katingal / wus den pasthi para Nabi rong kethi / lan kawanlikur nambang//

33. //Kuneng kang awasta najis batin / kathahipun pan pitung prakara / angrusak kasadehane / ing aural sadayeku / lawan sirna kang pangabekti / siniksa ing naraka / jahanam wong iku / kang sawiji hung akarya / kabecikan ngamale ngujub wong iki / lire ngujub mangkana//

34. //Wong agawe kabecikan kadi / salat liming wektu lan sidekah / siyam kalawan kajine / mrih ginawokan iku / ing manungsa sesami-sami / kadis Juwahir ngucap / lamun ana iku / wong ulama anenedha / ing Pangeran anedha kathahing santri/  mrih gawoking manungsa//

35. //Yeku cacad wckasane dadi / tumiba ing naraka jahanam / tan katarima aniale / saya geng siksanipun / kaping kalih riya nameki / tegese ingkang riya / wong amrih kadulu/  pangabektine kalawan / mrih den alema male sesami-sami / yeku tan katarima//

36. //Sangsaya dadi siksanira / kaping tiga punika sumengah / ingkang sumengah tegese / wong gawe ngamal iku / mrih karungu sami-sami / iku tan katarima / siniksa wong iku / tekabur kaping sekawan / mrih gumuriggong peksa lewili andheweki / piyangkuhue wong ika//

37. //Dentine iku ngrasa linewih / yeku ngamal nora katarima / sangsaya dadi saksine / kadis sukbah wus immus / sapa karya ing ngamal amrih / alem hyaning Allah / ngandika hyang agung / anjaluka lira swarga / ingkang padha angalem mirinq sireki / iku lah jalukana//

38. //Dhawuh pangandikane Hyang Widi / raring malekat sakehing manungsa / kang baru aleman kabeh / denya jigabekti iku / lah sereten jungkelna sami / ing naraka jahanam / jro kitab amuwus / Juwahir kang kacarita / sapa karya pangabekti ngamal amrih / katon rinungu ing lyan//

39. //Nanging sejatine punika amrih / tiniruwa ing manungsa ingkang / tan punin pangabektine / ingkang mangkono antuk / ganjaranta sawarga lewih / nenggih kang kaping lima / ingkang aran kasud / tegese kasud punika / ngarep-arep ingilang nikmating jamni / ingkang Islam sadaya//

40. //Lawan amrih ilaming kang janmi / ingkang aran dengki wong punika / kocap ing dalem tapsire / nguni pandita balngum mete-mete ilate sarwi / marine coati kopar / nenggih dosanipun / dongaken mrih maliratnya / Nabi Musa Juwahir carita malih / lire dengki winarna//

41. //Janma amrih kaprayayen amrih / kagungan ing dunya yen kongsiya / drengki ing sami Islame / ngilangken amal iku / kang kaping enem manungsa asring / nyatur ceaning liyan wong anacad iku / ngamale sinungken marang / kang cinacat kaping pitu wong akardi / ngadu-raja wisuna//

42. //Tumbak cucukan iesane nunggil / angrusak ing ngamal kapenedan / pan sinungaken ngamale / marang wong kang den anu / jroning kitab Adkiya angling / ana kinarya taniba / ya ing dosanipun / wong kang nenacad ing / iya nuli den a lema anututi / ing sami sanalika//

43. //Sasampune den alert wong iki / nuli den tedhakna pangapura / iya marang Pangerane / donya akeratipun / ya antuka ralunating Widi / iku nutup ing dosa ing pribadinipun / manjing kari ing sawarga / wong kang tobat sawusing nacad liyaning / kalamun nova tobat//

44. //Manjing sira ing naraka dhingin / nadyan tobat sira maksih ala / kadis tapsirah wuwuse / ngandika kangjeng rasul / amertaken saking ing dalil / sajroning kitab asra / nenggih siksanipun / ……………., ……………. / sinung kuku kang adawa//

45. //Jroning kitab Asra angling nialih / siksaning wong amangan riba / lan amangan rarebane / wong ika pan dinunung / ing bengawan getih pan sarwi / tinalangan murdanya / binenturan watu / dening kang para malekat / arsa mental sesambate ngerak-ngerik / neng imigawan ludira//

46. //Lara-lara denim sanangis / nanging lamun Islam lama-lama / den entas saking siksane / ngandika kangjeng rasul / wong Islam keng padha ningali / ing Musa kapan dadya / boklining Hyang Agung / lan malih ningali muka / ning wong alim sasat ngabekti Hyang Widi / sing sapa wonge ika//

47. //Dhahar lan wong ulama lan asih / trusing driya sasat wong punika / asih ing Nabi butane / ngandika kangjeng rasul / muga ngasihana Hyang Widi / msring wong ulama ingkang / rosa arne muruk / puniku luwih utamsa / mungguh ing Hyang pan ageng ganjaraneki / lewihna ing wong salat//

48. //Sates warsa ngandika jeng Nabi / sing sapa wonge iya ngawula / ……………. / ing pitung dina iku / pinadhaken ngawuleng Widi / mangka yekline sasat/ ngawuleng Hyang Agung / ya ing pitungewu warsa / laminipun mangka Allah appearing / ing dalem sadinanya//

49. //Padha ganjarane wong kang sabil / sabilolah wong sewu padhanya / ingkang sad ina timbange / jeng rasul malih muwus / jroning kitab Rustatal nengph / wong Islam kang sabaran / denira memunik / kabungahaning ulama / ingkang pekir ing donyeku pan telah dadi / wewiranging manungsa//

50. //Tan tela ing swami-sami / pepaes mungguhing sang Hyang Suksma / kala benjang kiyaniate / lawan malih cinatur / sangking kangjeng rasullolahi / wong ingkang asih marang / ing pekir puniku / lakuning Nabi sadaya / wong kang sengit ing pekir lakuning kapir / kapir pinigon wastanya//

51. //Lawan cinaritakaken malih / saben sawiji duwe pambuka / pambuka ing suwargane / sihing pekir iku / pangandikarie Nabi malih / yekti Allah kang mulya / asih ing wong iku / pekir kang rumekseng rayat / sandhang-bukti myang pangabektining Widi / akanthi titahing Hyang//

® PUPUH 07 ®
K I N A N T H I

01. //Jroning kitab Sukbah terus / lan kitab Dadra denya ngling / jeng Nabi duta duk memba / nglangkungi kubur kekalih / siniksa kalihe pisan / prasamya lara anangis//

02. //Angandika kangjeng rasul / mring para sakabat ngiring / pakuburan roro ika / kang padlia lara anangis / iya sababe siniksa / dosane pan dosa cili//

03. //Apan dudu dosa agung / dosane ingkang sawiji / kalane bobotan tinja/  lan denya nguyuh ing nguni / nora istibrak wong ika / tan tuntas panguyuhneki//

04. //Kang sawiji dosanipun / awing angadon-adoni / angadu raja wisuna / wong tumbak cucukan ugi / tetanggane sami Islam / den prih tukarana sami//

05. //Lamun tangi caking kubur / manungsa ngadon-adoni / lan wong goroh ing pangucap / caremedan remeneki / binalik cangkeme samya / dinokok gegithokneki//

06. //Kitab pekih samya muwus / parlune wong asesuci / ilange tenung prakara / ilane rasane lan malih / ilang ambune kalawan / ilang rupane kaping tri//

07. //Kitab Mustahal amuwus sayektine Allah ugi / tan ningali tingkah-polah / apan to kang den tingali / iya amung apikira / ing lair kalawan batin//

08. //Tegese basa puniku / sayektine ya Hyang Widi / tan narima bektinira / ing wong ingkang ora apik / sanadyan silih bagusa / rupane alirireki//

09. //Kang aran apik winuwus / adoh sakathahing najis / najis lair-batinira / kang sami dipun tebihi / ambuwang najis punika / bidayah ilah Juwahir//

10. //Ratuning najis winuwus / wong kapir ing Allah ugi / lan kapir ing rasullolah / ya iku ratuning najis / samarakandi lan miptah / sitinDurat bayan tesdik//

11. //Kang samya numpes puniku / ing sakehe najis-najis / manungsa kang tinggal salat / puniku patihing najis / anyegah jakat lan siyam / lawan ora munggah kaji//

12. //Wong jina ian jimak-dubur / ajina sami pawestri / lawan jina sami priya / amateni padha mukmin/  angrusak agama Islam / totohan anginum sopi//

13. //Ngobong wismarga memandung / anjarah rna rang wong mukmin / ngapus-apusi bebegal / upas teluh tenting sihir / yeku sedaya minangka / dadya pepatihing najis//

14. //Surat Bekarah amuwus / sihir tenting dadi kapir / kang attunes najis ika / kitab Kuran lawan pekih / Ibnu Abas angandika / tumenggunge najis-najis//

15. //Lan pepatili najis iku / kalebu dosa geng nenggili / marang pitungdasa warna / dene kang anumpes najis / ya kitab pekih sadaya / ilia mukarar masahil//

16. //Sujak tafirir makalahu / anwar kalawan kunawi / ramli lawan ibnu kajar / najis kang batin winarni / tekabur lan ujubriya / sumungah kalawan dangki//

17. //Kang anumpes najis iku / ya kang aran najis batin / sukhah Juwahir bidayah / Adkiya tabsirah kadis / mawalingah muNabihan / tamhid minhan julngabidin//

18. //Utawi parluning wulu / pan among nenem prakawis / ingkang rumiyin aniyat / ping kalih masuh rerai / wajib amasuh punika / marang pinggiring rerai//

19. //Jenggot ari wastanipun / ingkang kulite kaeksi / ing mangsanipun raina / kang sanget padhangireki / lelungguhan aneng latar / katingal kang punang kulit//

 20. //Lan rowangira alungguh / lan rowangira alinggih / lamun ana wong punika / kutel jejenggole wajib / den weruhana jenggotnya / aran ketel lan kaeksi//

21. //Kulite lan rowangipun / cap-pocapan denya linggih / wajib dipun parenggena / miyat ing wulu puniki / wiwitan masuh wedana/  sunat dhinginken kang nginggil//

22. //Kang nginggil wedananipun / parlu ingkang kaping katri / amasuh tangan kalihnya / sarta sikute kekalih / den kapara nyerok marang / ing langenira kekalih//

23. //Yen ana wong kang anuju / duweni nenem dariji / atawa lamun luwiha / sa king nenem kang dariji / ……………. / sartane kang ponang sikil//

24. //Kang kaping pat parlunipun / amasuhi sirahneki / ingkang katanjeban rema / ping lima masuh ing sikil / den kapara nyorok marang / ing dhadhengkulira kalih//

25. //Kang kaping nem wastanipun / tartib tegese kang tartib / oral-orate punika / tan kena lamun binalik / nora esah wulunira / sarat esah wulu enggih//

26. //Kang sami Islam puniku / tan nyegah tamuning warih / kalawan kulit puniku / nora nana angilingi / bataling wulu winarna / anenggih limang prakawis//

27. //Rumiyin ingkang was metu / saking ing marga kekali / liyane mini punika / kang batalken wuluneki / kang kaping kalih anendra / kang tetap saking inggili//

28. //Kang jongkeng bebokongipun / lan wong turu ngadek iki / dadi halal wulunira / wulu ingkang kaping katri / kang angilangaken akal / sabab wulu lan kagingsir//

29. //Dene ping sekawanipun / gegepokan kang dudu mukrim / wong lanang lawan wanudya / kang sama agengireki / dudu biyang dudu anak / dudu kakang dudu adhi//

30. //Dudu bibi uwa dudu / dudu ipene wong iki / kang kaping lima anggarap / ing dakar kalawan parji / dakar parjining manungsa / yen satotan batal weni//

® PUPUH 08 ®
S  I  N  O  M

01. //Wajibing mukmin sadaya / angegungena Hyang Widi / ya salat limang wektunya / sadina lawan sawengi / salat punika wajib / mung lelima tekbiripun / Allahuakbar lirnya / Allah kang agung linuwili / lawan wajibing wong mukmin sadaya//

02. //Angegungena Hyang Suksma / sadina lawan sawengi / sami macaa kehena / panebut marang Hyang Widi / kaping pitulas malih / pan punika lapalipun / alkamdulilahi pan / tegese sakelihing puji / kagungane Allah kang amurbeng jagad//

03. //Lawan rabilalamina / tegese Pangeraneki / iya ing alam sadaya / nulya rahmani rakimi / kang mush ing donyaki / kang asih ngakeratipun / nulya malih ing ngarsa / pan maliki yaumidin / pan tegesing stoning dina kiyamat//

04. //Sakehe lapal kang awal / karya panggunggung Hyang Widi / iku pitulas patekah / iku pitulas patekah / kang wajib wong mukmin malih / ngunjuken sembah puji / dhateng Pangeran kang agung / angunjukaken sembah / ing sadina tan sawengi / iya anakbudu tegese kang lapal//

05. //Angadeg nembah ing tuwan / raga kawula puniki / ing tuwan saged anembah / badan kawula kang langip / lawan wajib wong mukmin / nedha pitulung Hyang Agung / mrih kuwating agama / lapal iyakanastangin / tegesing living tuwan awak kawula//

06. //Anedha pitulung rumen / sagung sariraning mukmin / magi tuwan kuwatena / ing agama Islam semi / tuwan rusaken sami / agama kapir sadarum / ing pitulas prakara / wajib sagunging wong mukmin / ananedha ing Hyang kang mahawisesa//

07. //Linepasena ing iman / tan anedha wuwuh ngalim /  pituwelas wajibira / sadina lawan sawengi / imane man usia jin / kang sami Islam punika / den tedha abenera / sarta wuwuha ing elmi / ya ing rapal bahdinas siratal lingnya//

08. //Mega lumen nuduhena / ing iman kalawan ngelmi / lajeng mustakim kang lapal / tegese kang leres ugi / sarta sakwehing mukmin / tuwan duduhna sadarum / lawan wajibing tuwan / andedonga ing Hyang Widi / ing rapal siratalladina an ngamta//

09. //Ngalaihim lire punika / imane kang para Nabi / lan para wali sadaya / kang asih ing tuwan gusti/  mring sadayane sami / asiha tuwan ing ulun / sarta mukmin sadaya / tuduhna margane Nabi / sadayane nenggih kang para ambiya//

10. //Kerilmahlubi punika / liyane kapir yahudi / kang sami tampi deduka / kang amungsuh kangjeng Nabi / Musa kapir yahudi / maido ing kitabipun / kitab toret punika / wong maido Toret nenggih / dadya kapir ing kitab satu-sakawan//

11. //Lawan lapel walalladina / lawan liyane kang kapir / kapir nasarani sadaya / kang sami sasar sakalir / amungsuh kangjeng Nabi / Isa kapir nasaraniku / maido Injil kitab / wong maido kitab Injil / dadya kapir dhateng ing kitab sadya//

12. //Sapa ingkang maido / dhateng ing Nabi satunggil / dadya kapir wong punika / mring Nabi sadaya nenggih / sapa maido maring / kitab satunggil puniku / atawa sakalimah / wekadane dadi kapir / marang kitab satuse punjul sakawan//

13. //Wajibe mukmin sadaya / arukuk maring Hyang Widi / ing sadalu lan mina / pituwelas rukun nenggih / lan tumaninah malih / pitulas siyang sadalu / wajib mukmin sadaya / tegese rukuk sireki / den rumasa ina cili raganira//

14. //Wajibing mukmin sadaya / istidal dhateng Hyang Widi / sadalu lawan mina / mall ping pitulas malih / tumaninah pan sami / pitulis jro istidalu / muga anarimaha / Allah Pangerane puji / ing pujine ing priyayi mukmin sadaya//

15. //He Allah Pangeran amba / kadarbe ing tuwan gusti / pujine makluk sadaya / sakebeking bumi langit / pepitu punang bumi / kalawan langit pepitu / kebeke barang-barang / liyane kang kocap iki / sakathahe pujine katur ing tuwan//

16. //Lan wajib mukmin sadaya / asujud dhateng Hyang Widi / sadalu lawan raina / tridasa sakawan nenggih / lan tumaninan wajib / tridasa sakawanipun / kocap adeging salat / pitulas adege nenggih / ayatipun sarta lungguhe sadaya//

17. //Selaning sujud punika / wajib alurigguha malih / sadalu lawan raina / malih pituwelas malih / lan tumaninah malih / salebeting lunggihipun / tumaninah pitulas / he Pangeran amba gusti / angapuraa ing dosa kawula amba//

18. //Lan malih tuwan asiha / ing raga amba puniki / lan malih paringa tuwan / ing rijeki raga mami / lan misih saha gusti / tuwening amba pukulun / saking dosa sadaya / tuwan sekehena gusti / raga amba mring pangabekti sadaya//

19. //Lan malih anuduhena / tuwan dhateng raga mami / agama Islam sadaya / tuwan nuduhena gustri / amarasena ugi / sakit kawula sadarum / daraponta kuwata / angabekti rowan ugi / andedonga kawula dhateng ing rowan//

20. //Salawat lawan muwalat / tartib lawan salat dhingin / kalihdasa kathahira / sad ina lawan sawengi / weruha para mukmin / parluning salat puniku / rongatus kawandasa / punjule sakawan malih / ing nalika sadalu lawan raina//

21. //Salat subuh tigangdasa / parlune lang kung kekalih / luhur pan seket winarna / asar seketnem lan malih / kawandasa ing mahrib / lan sakawan langkungipun / seketnenem ing Isa / uninga para mukmin / lawan wajib kang para mukmin sadaya//

22. //Angaturana reruba /  sadina lan sawengi / mring Pangeran ingkang mulya / tegese pan tahyat akir / sadina lan sawengi  kaping lima wajibipun / lan lungguh lan sahadat / ping lima kalimah kalihi / lawan wajibing para mukmin sadaya//

23. //Andedonga ing Hyang Suksma / nedhaa dhawuhe malih / rahmat mring Nabi Mukamad / lapal Allahuma Sali / ngalam muhkamadinas / ing tegese he Allahu / amuwuhana tuwan / rahmat ing atasing Nabi / Muhkamad kang rinasul kang pramudita//

24. //Wajib malih kang wong Islam / andedonga mring Hyang Widi / nedhaa salamet donya / marang raganira sami / lawan sakehing mukmin / saleh den betah sadarum / saleh lawan raina / ping gangsal wajibe malih / iya iku kang anesal rasaning salat//

25. //Assalamu alaena / muga-muga to Hyang Widi / salametena Pangeran /  ing atase raga mami / lan wangalangi badil / laisalikin puniku / lan muga salametna / atas kawulane sami / ingkang penet pangabektine sadaya//

26. //Sing sapa bendu / marang wong alim sawiji / aprasasat bendu marang / jeng Nabi ingkang sinelir / sing sapa bendu miring / jeng Nabi rasul wong iku / sasat bendu ing Allah / sing sapa bendu Hyang Widi / panggenane ing benjang aneng naraka//

27. //Sing sapa ngujung wong ika / marang wong alim sawiji / prasasat ngujung anembah / mring kangjeng Nabi sinelir / sing sapa ngujung ing Nabi / sasat ngujung ing Hyang Agung / sing sapa wonge nembah / angujung dhateng Hyang Widi / panggenane ing benjang aneng sawarga//

28. //Sapa asih ing wong Islam / asih ragane pribadi /  wong sengit marang wong Islam / sengit ragane pribadi / kocap aneng Juwahir / lan kitab Adkiya iku / kinon atut sesanak / sakathahe para mukmin / iya iku salat dalam ingkang nama//

29. //Salat daim jenengira / sampan kendel-kendel dikir / den rasa maca salawat / lan amacaa Kuran nenggili / para Nabi pra wali / guh makaten lampahipun / yogya saini tulada / ing laku kang luwih becik / iya iku tandhane yen kinasihan//

30. //Kadin Juwahir ngandika / sing sapa ayun wong mukmin / sapocapan ling Hyang Suksma / amacaa Kuran nuli / sapocapan sayekti / lamun bIsa lugatipun / bIsa ing maknanira / tan bIsa murade malih / tiyang iku sapocapan lan Pangeran//

31. //Insan-kamil acarita / Kuran akadiyad ugi / kurun swastahulubiyan / basa huluhiya enggih / saben kitab sadaya / satus-sekawan kehneki / yeku aran purkan kabeh samucungnya//

 ® PUPUH 09 ®
P  U  C  U  N  G

01. //Wiwitane ingkang dumadi sadarum / saking nur Muhamad / pan kathah jejuluk neki / nenggih ingkang awasta enur Muhamad//

02. //Kang rumiyin ahyat-sasitah jejuluk / kaping kalihira / ajejuluk adam-mukin / roh-ilapi jejuluke kaping tiga//

03. //Roh-rabani jejuluke kaping catur / ing kaping lima / ajejuluk imam mubin / kaping enem king a ran kainmul asya//

04. //Kaping pitu kanjulkapi ajejuluk / kaping wolunira / jejuluk badrulalami / kaping sanga ajejuluk adam awal//

05. //Ping sadasa kalam ing jejulukipun / kang kaping sawelas / jejuluk rasullolahi / roh-rahmani jejuluke kaping rolas//

06. //Alam-pakir ping telulas ajejuluk / kaping kawanwelas / ajejuluk alum-kabir / liyanipun punika malih tan kocap//

07. //Kang satengah ngucap ing sapa nohra wruh / ing jejulukira / Nabi kita kang sinelir / nora esah Islame wong kang satengah//

08. //Kawania anenggih malih asalipun / limang wektu salat / ya saking nur Muhamadi / johar-awal ya roh-ilapi punika//

09. //Roli-ilapi nyawane jeng Nabi rasul / angsale kang nyawa / saking sipat jalal nenggih / lawan sipat jamal kalihe punika//

10. //Ya iradat kuna karsaning Hyang Agung / wong ingkang ulama / angalap muradeneki / kitab Durat lawan sarah ingkang Durat//

11. //Lawan Mupitalmilani kitabipun / patakul mubina / lawan kitab asanusi / alim-Durat ing kitab sakawanika//

12. //Saking sipat kahar lan iptikar iku / sababe anunggal / ing maklukira Hyang Widi / kawarnaa sipat majing iptikarnya//

13. //Lan kang manjing ing sipat kahar puniku / kodrat lan iradat / ngelmi kayat lawan malih / kadiran-muridan lan ngaliman-kayan//

14. //Wahdaniyah sipat sesanga punika / wajib mungguhing Hyang / kalawan sipat kekalih / ingkang wenang ayaring alam sadaya//

15. //Nora asung anyaring alam punika / was kocap ing Kuran / surat Anbiya kang muni / Nabi Brahim den obong dening wong kopar//

16. //Datan pasah salembara ingkang wulu / tandhane kang alam / pan asung anyar liyaning / kawarnaa sipat kang manjing istigna//

17. //Ingkang dadi nama sugih ing Hyang Agung / Pangeran kang mulya / sahab dening andarbeni / sipat kathahipun kang sawelas//

18. //Ingkang wenang kekalih lan ingkang mangsuk / inama istigna / mungguh jenenging Hyang Widi / karya alam nora wajib nora mokal//

19. //Amung wenang kewala mungguh Hyang Agung / denya karya alam  marmane Hyang manpangatneki / iya alam pan nora alam makpangat//

20. //Bedane lan makluk-makluk sadayeku / kalamuna kasab / angalam manpangatneki / kawuwusa sipat manjing istigna//

21. //Ingkang wajib ing / Allah sawelas iku / wujud kidam-baka / mukal-lapah lawan malih / pan lilkawadi siwalkiyamu lawan//

22. //Binabsi hIsamak badarkalam iku / samingan basiran / mutakaliman pan uwis / sawelas kang manjing ing sipat istigna//

23. //Winastanan johar awal nyawa rasul / pan kinarya tandha / kanyatahaning Hyang Widi / lamun Allah punika luwih kuwasa//

24. //Nora nana ingkang kinarya rumuhun / arming nur Muhamad / nyawa rasul den arani / gedhong samar pan anggoning pasimpenan//

25. //Allah ingkang murba wisesa puniku / animpeni asma / nulya kinon sujud aglis / johar awal tan arsa sujud tumulya//

26. //Dene johar awal punika angaku / dadine priyangga / johar awalkinen kardi / johar awal tan bIsa agawe alam//

27. //Johar awal angrasa yen apesipun / asujud seksana / johar awaling Hyang Widi / kaping lima pasulude johar awal//

28. //Sampunira kinarya dera Hyang Agung / robe lan saris / wusnya balek dadi aji / pan jumeneng Nabi Muhamad minulya//

29. //Wajib nata asalata limang wektu / johar awal ika / tan purun sujuding Widi / iya sabab saking karsaning Hyang Suksma //

30. //Purunipun sujud kaping lima iku / karsaning suksma / pola tingkah kang kinardi / pasthi saking Pangeran kang Mahamulya//

31. //Subuh luhur asar maghrib Isa iku / kinon Nabi-duta / amuji subkanallahi / lan alkamdullulah lan Allahuakbar//

32. //Amacaa alkamdullilah sireki / alkamdu pan iya / lelima aksaraneki / kang rumiyin alip anuduh punika//

33. //Marang wektu luhur patang rekangatu / ngadhepi punika / pangucap paninggal nenggih / pamiyarsa pangambil sakawanira//

34. //Angandika Hyang Suksma ing Nabi rasul / lan lame punika / tuduh wektu asar iki / iya patang rekangat ngadhepi lesinira//

35. //Lan lenglengan grananira loro iku / wektu Isa ika / wektu saking aksara mim / pat rekangat ngadhepi jaianira//

36. //Lawan gigirira landhungireku / tengeh lawan kiwa / wektu subuh metu saking / aksara dal wertakena ya Mukamad//

37. //Marang umatira sadaya ing besuk / rong rekangat ingkang / sarekangat angadhepi / badanira ping kalih ing nyawanira//

38. //Jengkep lima aksara tuduhing wektu / milane patekah / ing saben rekangat wajib / amacaa sakwehing mukmin weruha//

39. //Pan kang darbe Nabi Adam salat subuh / kala Nabi Adam / tinundang saking swagadi / tumedhak mring dunya tiba ardi selan//

40. //Nalikane dina jumungah ing dalu / sanget petengira / ing wektu subuh annuli / bang-bang wetan wiwit ana padhang rina//

41. Nulya Nabi Adam kebat salat subuh / rong rekangat salam/ milane Nabi ligabekti / milane Nabi ngabekti / ing Hyang Suksma dene ta salametira//

42 //Sangking ing papeteng sadalu puniku / rekangat ing awal / sukur ilang ingkang wengi / pepetenge rekangat ping kalihira//

43. //Sukur malih padhang ing rainanipun / punika purwanya / salat luhur kang darbeni / Nabi Brahim kathahe kawan rekangat//

 44. //Nalikane kinon denira Hyang Agung / nambeleh kang putra / Nabi smangil wulan kaji / kang anima wulan kaji mangsanira//

45. //Dyan ingundang Nabi Ibrahim pan gupuh / nalika maragad / mulut ing keblat pat iki / ing masane luhur putra sinalinan//

46. //Lawan menda tan paragat jangganipun / putra masih gesang / sira jeng Nabi Ismangil / ingkang rama suka sokur ing Hyang Suksma//

47. //Nulya Nabi Ibrahim asalat luhur / sakawan rekangat / rekangat ingkang rumiyin / sukur ing Hyang dene tan bIsa maragat//

48. //Mring kang putra rekangat ping kalihipun / sokur ing Hyang Suksma / dene tinebus kang siwi / lawan menda dene rekangat ping tiga//

49. //Sokur ing Hyang icaling prihatinipun / gantya salat asar / Nabi Yunus kang darbeni / tatkalane Nabi den until ing mina//

50. //Nalikane kesah purik Nabi Yunus / kesah saking praja / pinaido raring wong kapir / datan purun Islam andhandhangula//

® PUPUH 10 ®
DHANDHANGGULA

01. //Kawursita nalikane manjing / Nabi Yunus prapta ing nagara / kinon bening Pangerane / selamena puniku / sakathahe manungsa kapir / macaa ya iflalia / ilallah puniku / lawan kinon amacaa / Nabi Yunus caritanira Hyang Widi / pangandikane Allah//

02. //Heh ta Yunus selamana sami / wong kapir iku konen maca / ya ing kalimah rorone / yen ora ana purun / tuturna ing jeneng mami / sun siksane ta padha / sadhela wong iku / yen tan ana gelem Islam / lamun Islam salamet ing dunya akir / Nabi Yunus seksana//

03. //Praptaning praja amarentahi / heh sakehe manungsa ta padha / Islam sira ing mangke / lamun sira tan purun / yekti teka siksaning Widi / yen purun Islam sira / amunggah swarga gung / salamet donya-akerat / kang wong kapir tan purun ature sami / tan ana kang pracaya//

04. //Samya matur sakehing wong kapir / inggih purun kawula Islam / upami dhateng siksane / yen tan prapteng sikseku / datan purun Islam mami / tan parcaya kawula / ing dika puniku / Nabi Yunus nulya kesah / sarwi ngucap iya rasakena ugi / teka tan lebur sira//

05. //Sasampune tebih kangjeng Nabi / saking praja kitin tan katingal / nulya rawuh ing siksane / ngungkuli sagareku / kang wong kapir samya ningali / ajrih anon ing siksa / cipta nora waning / yen siksa ani banana / yekti tumpes wong saironing nagareki / pinangan ing naraka//

06. //Nulya Islam sadaya wong kapir / samya maca kalimah kalihnya / anulya waning siksane / ilang kang aneng luhur / Nabi Yunus datan udani / nyana sampun den siksa / wong sanagareku / kang, kapir maido samya / sampun lebur kena siksa pan dinalih / dereng women kang Islam//

07. //Nabi Yunus wangsul arsa using / bebathangewong  ingkang siniksa/  sanagara panyanane / geseng wus dadya awu / tiningalan saking tebih / wutuh wong sanegara / dadya Nabi Yunus / anyana yen cinidranan / ing Hyang Suksma jatine wong saprejeki / siniksa pinejahan//

08. //Dayda Nabi Yunus langkung isin / datang malebeng ing nagara / ngrasa cinidranan bae / den ira Hyang kang Agung / datan kongsi den pariksani / tan nyana masih kopar / lira Nabi Yunus / tan lacan isining suksma / denya Nabi Yunus wus pegel ing galih / Allah ingaran cidra//

09. //Marma Nabi Yunus kesah purik / nunut juragan kesah alayar / duk adandan ing layare / ngandika Nabi Yunus / marang para juragan sami / anedha lila dik a/ manilarsa nunut / saben juragan satunggal / anaur sumanggup inggih suwawi / inggih sakarsa panduka//

10. //Sasampune malebet sakapir / nulya sangkat dhedhayung wewelah / sarwi ambabar layare / masang kemudhi sampun / kumaracak ungele warih / umpak ambal-ambalan / sampuning adangu / denira ngambah samodra / adan prapta aneng tengahing jaladri / kendhek ponang baita//

11. //Datan kena ambajura malih / mundur-mundur pisan ora kena / juragan sungkawa tyase / sampunira adangu / sami pikir juragan sami / gunem lan kancanira / ana ingkang muwus / satu juragan kang bisa / ing petangan kang dadi sababing mangkin / kandhege ponang palwa//

12. //Mila kendel para upusiki / done woten manungsa kang minggat / apurik sangking gustine / kang aneng jro parau / pra nangkoda sabaturneki / sadaya samya ngucap / kawula pan dudu / inggili tetiyang inggatan / ki juragan ingkang anyandhak kaundhi / sagung wong aneng baita//

13. //……………. / ……………. / ……………. / ……………. / ……………. / ……………. /  sactikupe sadaya mangkana gya numus / ki juragan ingkang awas / ing petangan anjajeni sadayeki / ing mengko iya sapa//

14. //Nyandhak undhi kang amawa cirri / bebandhang iya kang aminggat / kang purik saking gustine / wusnya jangji sadartim / undhi iku binucal aglis / lajeng samya anyandhak / anyatunggal wau / sami salarnot sadaya / datan ana anyandhak bundhelan siji / Nabi Yunus seksana//

15. //Tumut nyandhak kang ngundhi sawiji / ambeneri ingkang bebundhelan / ingkang amawa cirine / wus karsane Hyang Agung / Nabi Yunus mangkana nuli / karsane prajuragan / linabuh ing laut / Nabi Yunus tan sawala / wus linabuh aneng telenging jaladri / den untal dening ulam//

16. //Tigang dina lawan tigang wengi / Nabi Yunus neng wetenging mina / ing tapsir akir wuwuse / jro cacat papal iku / mung sadina laminireki / neng telenging samodra / jro weteng ulam Nun / ingkang satengah angucap / laminipun tigang latri / neng jroning weteng ulam//

17. //Amiraos satengahe malih / Nabi Yunus den untal ing mina / pitung dina lan wengine / kang saweneh amuwus / kawandasa dina lan latri / aneng jro weteng ulam / kangieng Nabi Yunus / nulya amaca mengkana / an laila hailahanta lan malih / amaca sukanaka//

18. //Inakuntu lan minalalimin / ing tegese kang lapal punika / yen tan ana Pangerane / among tuwan puniku / mahasuci tuwan sayekti / wonten kawula karya / niaya pukulan / dhateng ing raga kawula / milanipun niaya dene tanpa pamit / kesah amba mring tuwan//

19. //Penedipun amawia idi / kesah amba ing tuwan punika / kadya aniaya mangke / mring pribadining ulun / sanget tobatira jeng Nabi / ya Allah amba nedha / tulungana ulun / wedalena saking garba / ning kang mina lan tuwan ngentasna mami / saking teleng samodra//

20. //Among tuwan ingkang luwih adi / luwih kuwasa pan among tuwan / gusti kawula yektose / mangkana kang iwak Nun / nulya minggir saking jeladri / lawan titalling suksma / anembusken asru / Nabi Yunus sigra medal / saking wetenging tibeng gegisik / maksib nyepeng undhinya//

21. //Munggeng asta pan tumencep nuli / neng pasisir tuwuh angrembaka / kang imamba gegodhonge / mring kangieng Nabi Yunus / pan asulak panasing rawi / kang dhateng ing sarira/ ……………./ ……………./ kawarnaa women tit kidang satunggil / mring Nabi langkung welas//

22. //Anusoni ing nalika enjing / lawan sonten kidang atur tuwan / Nabi Yunus pangunjuke / malah mantun kang lesu / dadya kuwat sarira Nabi/ mantun kadya duk kina / ing saderengipun / minggat anilar nagar / kang saweneh ngulama ana kang angling / wau kang atur tuwan//

23. //Dudu kidang pan warak sayekti / tunggal lapal pan saje maknane / pa rebutan ing maknane  / ingkang lapal wakdantun / makna kidang ana maknani / waknikdatun iku warak / pan mukjijatipun / Nabi Yunus ana kidang / atur tuwan lan undhiki kang ngatibi / sarira nulak pangs//

24. //Lawan titihing kang Mahaluwih / marmanipun kang aran mukjijat / kang ngowahi ing adate / angapesaken iko / Ing akathah wall kang ngundhi / kang dadya angrembaka / wastane kang kayu / kajeng yatin angrembaka/  wau kajeng Nabi Yunus ingkang dadi / nguni runtuking driya//

25. //Tinena wewastaning nagari / kang tinilar minggat pitulungan / sami Islam sadayane / anulya kinen wangsul / Nabi Yunus marang ing nagri / anulya kinen wangsul / binesawa praptanya / nenggih laminipun / Nabi aneng Binesawa / pan sakethi warsa punjulira malih / pan kalihewu warsa//

26. //Ingkang saweneh pandhita angoling / langkungipun ing sakethi warsa / pan kalihdasa ewune / saweneh kang amuwu s/ langkung tigangewu warsi / saweneh ana ngucap / langkung pitungewu / saking ing sakethi warsa / ana ngucap pitungpuluhewu warsi / sakethi langkungira//

27. //Sinung kuwat Nabi Yunus nenggih / ing nalikanira wektu asar / ayun salat karsane / nulya asalat sampun / angsal kawan rekangat nenggih / rekangat ingkang awal / sokur Nabi Yunus / ical pepeteng samodra / lawan ical obah-obahing jeladri / Nabi sokur ing suksma//

28. //Lan rekangat ingkang kaping kalih / Nabi sokur denya sampun ical / pepeteng saking toyane / ping tri relcangatipun / Nabi sokur hanging nguni / petenging wengi ika / ping sakawaipun / sokur ilanging punika / saking peteng jroning weteng ulam nenggih / sokurena ing suksma//

29. //Salaimete Nabi Yunus nenggih / ing nalika mangksa wektu asar / tinetepaken wetune / asaring Nabi Yunus / karsaning Hyang kang Mahalewih / kuneng malih winarna / mahrib ingkang wektu / tetiga rekangatira / pan kadarbe ing Nabi Isa ing nguni / putrane Dewi Maryam//

30. //Dewi Maryam ingkang asesiwi / kang ana masang Bagendha Imram/ Nabi Isa nalikane / winastanan puniku / mring wong kapir ujatireki / Nabi Isa Pangeran / kang awal puniku / sarta ibune Pangeran / kang kapindho lan Allah kang Mahaluwili / punika ingaranan//

31. //Ya Pangeran ingkang kaping katri / sagung kapir nasarani samya / kang mastani Pangeran / pan Nabi Isa ngriku / nulya tobat dhateng Hyang Widi / salat tigang rekangat / mahrib ingkang wektu / asru sujud ing Pangeran / rekangat kang awal Nabi Isa nenggih / datan rigaku Pangeran//

32. //Prasabene rekangat ping kalih / ibunira tan aPangeran / rekangat kaping tigane / Mahasuci Hyang Agung / asucoken ing Hyang kang kiwili / suci tan apeputra / tan garwa puniku / tan kadi ujaring kopar / nasarani Nabi Isa den arani/  putranira Hyang Suksma//

33. //Lan ibune Nabi Isa nenggih / winastanan garwaning Hyang Suksma / Nabi Isa langkung jrihe / winastan putranipun / sang Hyang Suksma bening wong kapir / marmane Nabi Isa / tobatira asru / salat mahrib tri rekangat / tinetepken dhateng Nabi Isa nenggih / karsane Hyang kang Mulya//

34. //Salat Isa nenggih kang winarni / kang kadarbe ing jeng Nabi Mungsa / nguni tatkata antuke / saking madyan prajeku / Nabi Mungsa nedya raring mesir / lampahe tan kang garwa / nenggih putranipun / jeng Nabi Sungeb punika / pan kasasar aneng tengahing jaladri / tan uninga ing margin//

35. //Nulya paring tuduh Hyang kang tuwih / marang Nabi Mungsa karsanira / ingkang anjog ing mesire / punika to Hyang Agung / selametkun tampahing Nabi / musa saking ing panca / bawaning pakewuh / pinanggihken tan kang garwa / tan pinanggihaken sadherekireki / Nabi Harun kang nama//

36. //Kang pinarakaneng nagri Mesir / ing bani Israil wismanira / Nabi Mungsa pakaryane / ingutus de Hyang Agung / anelasken sang rajeng Mesir / Pirngon sawadyanira / ing reh tan cinatur / bedhah ing Mesir nagara / raja Pirngon kasilem anengjeladri / lebur tanpa kukupan//

37. Tatkalane Nabi musa nguni / amiyarsa sabdaning Pangeran / yen badhe menang jurite / ing wektu Isa iku / mangsanipun mirsa ing wisik / aneng gunung tursina / jeng Nabi mungseku / antuke saking madiyan / marasepuh Nabi Sungeb angebdini / ing mantu Nabi Mungsa//

38. //Amiyarsa sabdaning Hyang Widi / Nabi Mungsa tan mawi larapan / anglimputi andikane / datan kalawan kurup / tan kalawan suwara nenggili / Nabi anulya salat / angabekti sampun / winastanan salat Isa / andarbeni ing waktu Isa jeng Nabi / Musa karsaning suksma//

39. //Kawuwusa rekangat kang dhingin / kangieng Nabi sokuring Pangeran / kaparinggih lawan garwane / rakangat kalihipun / sokur Nabi sihing Hyang Widi / sabab den panggihena / lawan Nabi Harun/ rekangat kang kaping tiga / Nabi sokur genya den menangken jurit / lawan Pirngon narendra//

40. //Rekangat ping sekawan jeng Nabi / Musa sokur renati satilah / saking pandonga Hyang dene / punika angsalipun / salat Isa ingkang darbeni / jengira Nabi Musa / ing writaniptin / nahen malih kang winarna / angsalipun kutbali jumungah puniki / kanthaning pamiyarsa//

® PUPUH 11 ®
K I N A N T H I

01. //Angandika kangjeng rasul / kabibolah kang sinelir / heh sakehe kang manungsa / padha ta amriha sami / ngelmuning Allah kang mulya / ing lawan patang prakawis//

02. //Aja enak tyasireku / balik den rosa angaji / den lorna padhaning Islam / Islam lanang Islam estri / lan aja tekabur sira / mring pepadhaning wong mukmin//

03. //Kang anor sadayanipun / mring kangjeng Nabi sinelir / prakara kaping sakawan / lawanging elmu winami / den wani sira ing lapal/  aja tuwuk-tuwuk bukti//

04. //Dadya peteng ingkang kalbu / yen aluwe ponang jalmi / dadya asila ing Pangeran / yen bakda subuh sireki / aja sira nendra-nendra / dadya atos tyasireki//

05. //Lawan aja turu-turu / ing bakda asar sireki / anyendhekaken ing akal / balik turuwa sireki / ing wancine bakda ha / wuwuh akalira dadi//

06. //Ngandika malih jeng rasul / aja ngekehaken bukti / wuwuh atos atinira / dadya peteng tyasireki / lamun kedhik panganira / iku madhang ken ati//

07. //Ngandika malih jeng rasul / aja nenulis ing wengi / wuwuh lalen atinira / lan aja ngaji ing wengi / ngdmu kang durung anti / ing atinira pan dhingin//

08. //Dadya ilang elmunipun / yen ngaji kang durung using / balik anderesa sira / ing elmu kang wus udani / anirili aja tali lira / ing elmunira kang lami//

09. //Kadin tatsirah amuwus / aja sira anenulis / ing wancine bakda asar / mara anetranireki / balik sira adikira / alara dedongaa ing Widi//

10. //Ngandika malih jeng rasul / sapa ngekehan ing / akeh lupute wong ika / sing sapa keh luputeki / dadi sira anelangsa / ing dunya lawan ing akir//

11. //Sing sapa meneng wong iku / tan ing ling mating Hyang Widi / ingaranan iku setan/  caritane Kuran nenggih / jro surat Rabinas ika / setan manjing tyasing janmi//

12. //Tatkala dikir wong iku / kebat lunga punang eblis / kitab Juwahir cirita / pan lumayu punang eblis / saking anak putus adam / amor ing sariraneki//

13. //Pan kadi lakuning mares / wonten seweneh pawarti / manungsa kang doyan nendra / ling karencang awakeki / aline katon gumawang / gampang panjing ingkang eblis//

14. //Marang ingjro kalbunipun / marina aja doyan gating / kitab Juwahir angucap / yen sanget warege bukti / seten gampang panjingira / mringtyase wong wareg bukti//

15. //Yet, aluwe wong puniku / seseg rapet awakneki / tan bisa manjing kang setan / angandika kangjeng Nabi  wong kang luwe aneng dunya / gustining amal sayekti//

16. //Juwahir ingkang amuwus / dadya entheng sarireki / wong luwe bekti ing suksma / pangandikane jeng Nabi / ing dalam kitab Mustahal / wong mukmin kang sarwa apik//

17. //Gustining anal satuhhu / apik kang sandhang myang bukti / pan wirang ing lapalira / wong ika tinggal saliring / sakehing kang samar-samar / waringinira Hyang Widi//

18. //Kang wajib salat winuwus / kathahe kawan prakawis / ingkang dhingin wong kang Islam / balek Islam kaping kalih / kaping tiga duwe akal / kang wus Islam ingkang janmi//

19. //Kang kaping sakawanipun / wanudya kang uwis sukci / saking ngekel lan wiladah / lan saking nipas wus suci / sartane balek wus Islam / yen tinggala salat nenggih//

20. //Kang wits pepak papat iku / wajib kala nauri / esahin salat winama / anenggih wolung prakawis / kang dhingin pinter sabarang / pratingkahe salatneki//

21. //Kaping kalihipun weruh / parlu kang wolulas iki / kitab Sitin angandika / rebug ilahnya sujangi / parluning salat sadaya / sadina lawan sawengi//

22. //Kalihatus langkungipun / kawandasa papat nenggih / puniku sajroning salat / wektu lelima puniki / mangsaning balek winarna / yen mungguhing rare estri//

23. //Miwah lawan rare jalu / kang umur sesanga warsi / kang aran balek rareka / yen ajimak lan pawestri / metu rna nine wong ika / alawa kewala mijil//

@@@